Kenali 9 Faktor Utama Penyakit Kardiovaskular
Penyakit jantung atau cardiovascular disease masih dianggap WHO sebagai pembunuh nomor satu di dunia. Tahun lalu saja, 37% kematian di negara kita disebabkan oleh penyakit kardiovaskular. Siapa saja berisiko terkena penyakit dengan gejala yang sulit dikenali ini, sehingga cardiovascular disease sering dianggap sebagai silent killer.
Gleneagles Hospital, salah satu rumah sakit yang dikelola Parkway Hospitals Singapore, mensosialisasikan berbagai fakta mengenai penyakit ini dalam Health Talk Memahami Penyakit Kardiovaskular. Senior Cardiologist Gleneagles Hospital and Mount Elizabeth Novena Hospital Dr. Peter Ting mengungkap, setiap manusia memiliki potensi terkena penyakit kardiovaskular dengan tingkat progresi dan keparahan berbeda-beda.
“Penyakit kardiovaskular merupakan degenerasi dan disfungsi pembuluh darah. Sebabnya adalah pengerasan dan penyempitan pada pembuluh darah yang seharusnya berfungsi menyalurkan darah untuk organ-organ vital pada tubuh, seperti hati, jantung dan otak,” tutur Dr. Peter Ting dalam acara yang berlangsung 25 November, di The Energy Building Jakarta ini.
Moms & Dads, ada 9 faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, yaitu:
- Kadar kolesterol tinggi
- Kebiasaan merokok
- Diabetes
- Hipertensi
- Kegemukan di bagian perut atau buncit
- Tingkat aktivitas fisik yang rendah
- Tingkat stress tinggi
- Nutrisi buruk
- Kebiasaan mengkonsumsi alkohol.
Dr. Peter Ting menyarankan beberapa langkah pencegahan untuk penyakit yang risikonya meningkat seiring pertambahan usia ini, seperti:
- Teratur mengecek hipertensi. Tekanan darah tinggi yang terlambat dideteksi berisiko kerusakan organ tubuh, seperti gagal jantung, gagal ginjal, serangan jantung, stroke hingga kebutaan.
- Mengecek kadar kolesterol. Tingginya kolesterol jahat (LDL) dapat mempercepat kerusakan pembuluh darah. Kadar kolesterol juga bisa dipengaruhi faktor genetis sehingga penting untuk mengetahui riwayat penyakit keluarga. Bila memang ada faktor keturunan, Moms & Dads perlu melakukan deteksi dini dan memodifikasi pola makan.
- Menjaga berat badan ideal dengan pola hidup sehat.
- Berhenti merokok.
“Terapi gaya hidup atau rehabilitasi penyakit jantung menyasar faktor lingkungan yang bisa dimodifikasi,” ujar Dr. Peter Ting.
