Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Deteksi Dini Gejala Menopause, Semua Perempuan Harus Siap Menghadapinya!

Image by freepik.com
Image by freepik.com

Perkumpulan Menopause Indonesia atau PERMINESIA mengajak perempuan Indonesia untuk memiliki kehidupan setelah empat puluh tahun (KESEMPATAN) yang dan sehat dan bahagia. Penting untuk melakukan deteksi dini gejala-gejala yang terjadi pada perempuan menopause agar tidak terjadi penurunan kualitas hidup.

“Semua perempuan harus mengenal gejalanya, kapan terjadi untuk siap menghadapi sebagai proses alami yang patut disyukuri.” ujar Dr. dr. Tita Husnitawati, Sp.OG (K)-Fer, Presiden Perkumpulan Menopause Indonesia (PERMINESIA).

Menopause merupakan kejadian alamiah yang pasti dialami semua perempuan. Kondisi menopause merupakan kondisi berhentinya siklus menstruasi secara alami. Perubahan hormon pada tubuh perempuan menopause menyebabkan gejala-gejala yang dapat mengurangi kualitas hidup.

Kondisi menopause menyebabkan gejala atau sindroma metabolik yang terdiri dari obesitas perut yang ditandai lingkar perut lebih dari 80 cm, tekanan darah meningkat, dan pemeriksaan laboratorium menunjukkan profil lemak abnormal dan gula darah meningkat. Hal ini terjadi karena konsumsi makanan berkalori tinggi, kebiasaan merokok, dan pertambahan usia.

Terkait hal ini, risiko perubahan tubuh akibat terjadinya menopause dapat dihindari dengan menerapkan kebiasaan hidup sehat seperti berolahraga secara teratur, konsumsi makanan bernutrisi sehat dan gizi seimbang, dan menghilangkan kebiasaan buruk seperti merokok. Selain gaya hidup, pengobatan untuk gejala menopause dapat dilakukan dengan pengobatan hormon.

“Jenis olahraga yang tepat adalah olahraga yang membuat lancar atau tidak menghambat pertukaran udara (aerobik) adalah jenis olahraga yang dianjurkan, sebaiknya dilakukan setiap hari selama 30 menit, minimal 4 kali seminggu, dengan jenis aktivitas yang disesuaikan dengan usia,” tutur dr. Tita.

Perubahan hormon yang terjadi pada perempuan dalam masa menopause yaitu rentan mengalami penurunan daya berpikir (fungsi kognitif), khususnya berupa penurunan daya ingat dan kelancaran verbal, yang berpotensi menjadi demensia di kemudian hari. Selain mengganggu kemampuan kognitif, perubahan hormon juga mengganggu kesehatan mental perempuan di masa menopause. Perempuan menopause lebih rentan mengalami gangguan mood yang meliputi perasaan gelisah, sensitif, dan perubahan mood yang fluktuatif (mood swing). Perubahan mood tersebut nantinya dapat berkembang menjadi lebih berat dan menyebabkan gejala kecemasan dan depresi.

Selain itu, proses penuaan pada fisik perempuan menimbulkan rasa tidak percaya diri dan terbentuknya pandangan negatif pada dirinya (negative body image). “Berbagai faktor lain seperti keadaan ekonomi, dukungan sosial yang rendah, kondisi medis tertentu, riwayat gangguan mental, dan kepribadian individu juga dapat berpengaruh terhadap perubahan mood,” jelas dr. Natalia.

Hubungan dalam keluarga dan pasangan yang baik dapat membantu meringankan stress akibat menopause dan membantu perempuan menjadi lebih resilien dalam melewati fase ini. Peran support system sangat penting dalam membantu perempuan menjalankan masa menopause.

“Beberapa hal yang perlu dibicarakan adalah bagaimana fase menopause ini berdampak pada hubungan, keintiman, seksualitas, dan bagaimana harapan dan ekspektasi terhadap satu sama lain dalam melewati fase ini,” tutupnya.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *