Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Festival Permainan Tradisional Anak Indonesia 2016 di TMII

Foto : Istimewa
Foto : Istimewa

Untuk mengisi liburan panjang yang baru saja berlalu, redaksi momdadi.com mendapat kesempatan untuk meliput acara Festival Permainan Tradisional Anak Indonesia (FPTA Indonesia) 2016 yang berlangsung di Taman Bhinneka Tunggal Ika, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu, 11 Desember 2016. Dan ternyata Moms & Dads, acara yang digagas oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) ini berlangsung cukup meriah.

Dibuka oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Yohana Susana Yembise, festival ini berisi pameran, pertunjukan, dan perlombaan yang seluruhnya adalah permainan tradisional. Festival yang diikuti 2500 anak dari berbagai daerah di Indonesia ini menampilkan 78 permainan tradisional anak, sebagai wujud keragaman negara Indonesia.

Dalam sambutannya Menteri Yohana mengatakan, memperbanyak arena bermain di daerah-daerah akan lebih memiliki dampak positif daripada hanya mengandalkan kemajuan teknologi saja. “Dengan mengangkat permainan tradisional khas Indonesia menjadi satu terobosan baru di masyarakat, karena permainan tradisional dinilai memiliki nilai filosofis tinggi dan memancing interaksi antar teman,” pungkasnya.

Tak bisa dipungkiri perkembangan teknologi memang membuat anak-anak Indonesia semakin banyak yang kecanduan gadget. Tentu saja ini berbahaya untuk tumbuh kembang anak ke depannya. Riset dari Asian Parent menyebutkan sejumlah 99% anak lebih suka menghabiskan waktunya bermain gadget saat di rumah, 71% anak ‘sibuk sendiri’ dengan gadget saat bepergian, 70% saat di rumah makan, 40% saat di rumah temannya, dan 17% saat jam istirahat di sekolah. Kondisi ini membuat anak-anak terancam kurang bersosialisasi dan tidak peka terhadap lingkungan sekitarnya.

Nah, lewat FPTA Indonesia ini anak akan mendapatkan pengalaman baru lewat permainan tradisional. Permainan tradisional Indonesia sangat kaya akan penggunaan obyek, fungsional, simbolik, dan sebagian besar bersifat outdoor. Contoh permainan yang dimaksud seperti: lari batok kelapa estafet, galasin, bentengan, lari bakiak, dan egrang. Tujuan lainnya adalah menanamkan kesadaran di anak, guru, orang tua, dan masyarakat agar memahami bahwa permainan tradisional adalah metode yang baik untuk tumbuh kembang anak sekaligus melestarikan kearifan budaya lokal.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *