Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Hadapi Bullying Dengan Senyum

#BeraniSenyum123 bersama psikolog Vera Itabiliana, Varina Merdekawaty, Alya Rohali dan Shahnaz Haque
#BeraniSenyum123 bersama psikolog Vera Itabiliana, Varina Merdekawaty, Alya Rohali dan Shahnaz Haque

Bullying selalu ada dari zaman dulu sampai sekarang. Bentuknya pun tidak berubah, bisa secara fisik, verbal, dan mental. Bahkan kini ditambah dengan bullying lewat internet, terutama sosial media yang bersifat global, tidak terbatas waktu dan tempat.

Rasanya sulit ya, mencegah bullying. Tapi Moms & Dads dapat menyiapkan si kecil untuk imun terhadap aksi traumatis ini. Caranya ternyata sangat sederhana, yaitu hadapi bullying dengan senyum.

Pepsodent baru saja meluncurkan kampanye #BeraniSenyum123 untuk mengajak orang tua membantu anak menghadapi tantangan di usia pra remaja. Tiga video yang menggambarkan bagaimana senyuman membuat si kecil lebih percaya diri dan mengatasi tekanan dengan tenang, diputar perdana pada Rabu, 12 Agustus 2015 di Hotel Mulia, Jakarta.

“Kampanye ini bisa menjadi solusi untuk orang tua yang bingung menghadapi masalah anak yang sekarang berbeda dengan zamannya dulu,” ujar Varina Merdekawaty, Senior Brand Manager Pepsodent, PT Unilever Indonesia Tbk. Ibu dua anak ini menambahkan, dari hasil survei, banyak orang tua yang belum membekali anaknya untuk percaya diri menghadapi tantangan dengan berani tersenyum.

Artis sekaligus ibu tiga anak, Alya Rohali dan Shahnaz Haque sudah lama menyadari hal ini. Sejak kecil anak-anak mereka diajarkan untuk tersenyum saat menghadapi tekanan teman sebaya. Putri sulung Alya, Adjani, misalnya, pernah mendapat pressure dari teman-temannya di usia 10 tahun karena tidak update serial TV favorit mereka. “Saya bilang, ‘Senyum aja, pede aja.’ Saya jelaskan, walaupun settingnya sekolah dan nyanyi-nyanyi, isu yang diangkat serial itu tidak sesuai usianya,”tutur Alya.

Cara Shahnaz Haque lain lagi. “Dari kecil, kalau anak kejedot, ibu-ibu lain pasti pura-pura marahin lantainya. Kalau saya malah nyuruh dia senyum, ‘Ayo Nak, senyum.’ Yang tadinya mau nangis, akhirnya jadi senyum melihat ibunya.”

Senyum, menurut psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psi. adalah salah satu cara untuk membangun rasa percaya diri. Dan percaya diri atau self esteem adalah kunci untuk menghadapi bullying.

“Ketika kita senyum, otot wajah bergerak dan memberi sinyal ke sistem saraf lalu ke otak, yang mengaktifkan emosi dan memberitahu bahwa kita bahagia. Otak akan melepas hormon endorphin yang menurunkan stress. Jadi, saat situasi sulit atau harus menyelesaikan masalah, senyum membuat kita lebih tenang, percaya diri, tampak kompeten dan lebih disukai teman.”

Vera menambahkan, Moms & Dads perlu membantu si kecil untuk lebih percaya diri. Caranya dengan membuat anak merasa kompeten. Cobalah cari kelebihan si kecil dan kembangkan. “Jangan hanya fokus pada prestasi akademis, karena banyak hal lain yang bisa diasah. Setiap anak itu unik. Dia harus punya sesuatu yang bisa dia banggakan hingga saat berbenturan di luar sana, dia bisa bilang, ‘I’ve got something’.”

So, Moms & Dads, ajaklah si kecil untuk berani senyum. Senyum itu simple, tapi sering dilupakan hingga perlu diajarkan dan diingatkan. “Kadang nggak perlu ada alasan untuk senyum,” ujar Vera.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *