Si Kecil Sehat Diberi ASI, Keluarga Lebih Sejahtera
|Moms, tak ada nutrisi yang lebih baik untuk si kecil saat baru lahir selain ASI. Bahkan dianjurkan agar si kecil diberi ASI lebih dari dua tahun, bila masih memungkinkan hingga usia 3 tahun lebih. Penemuan terbaru di dunia, pemberian ASI dapat menyelamatkan ratusan ribu nyawa dan menambahkan milyaran dolar bagi perekonomian global setiap tahunnya.
Penemuan ini diungkap dalam Lancet Breastfeeding Series 2016, serial jurnal medis yang mempelopori evaluasi pemberian ASI di tingkat global. Lebih detailnya sebagai berikut:
- Praktik pemberian ASI yang meningkat dapat menyelamatkan lebih dari 820.000 nyawa setiap tahunnya secara global, 87% diantaranya bayi di bawah usia enam bulan.
- Pemberian ASI lebih lama diasosiasikan dengan tingkat intelegensi yang lebih tinggi, rata-rata tiga poin IQ. Ini berarti peningkatan prestasi di sekolah dan potensi pendapatan yang meningkat dalam jangka panjang.
- Untuk setiap tahun seorang mom menyusui, risiko terkena kanker payudara menurun hingga 6%.
- Di tingkat global, perkiraan biaya kemampuan kognitif yang rendah karena tidak adanya pemberian ASI, diperkirakan mencapai USD 300 milyar per tahun atau sekitar 0,49% Pendapatan Nasional Bruto. Untuk Indonesia, angka tersebut diperkirakan sekitar USD 1,34 milyar per tahun atau sekitar 0,16% Pendapatan Nasional Bruto.
“Tanpa pemberian ASI di enam bulan pertama usia si kecil, peluang kematian meningkat 3 sampai 4 kali,” ujar Sri Sukotjo dari UNICEF, dalam Journalist Forum and Workshop on Infant and Young Child Feeding bersama UNICEF, Alive & Thrive dan SELASI, di InterContinental Jakarta MidPlaza, 22 Maret 2017.
Pemberian ASI juga berdampak secara ekonomi karena si kecil yang sehat menurunkan biaya pengobatan. Selain itu, Moms & Dads bisa menghemat biaya yang harus dikeluarkan setiap bulannya untuk membeli susu formula.
“Si kecil yang tidak diberi ASI rentan terkena diare, pneumonia dan penyakit lainnya. Pemberian ASI juga berarti mengurangi biaya untuk membeli susu formula, dan ini bisa menghemat sekitar 13,7% dari gaji pegawai,” tambah Sri.
Sayangnya si kecil yang diberi ASI di negara kita ternyata masih rendah angkanya. Hanya sekitar 42% yang mendapat ASI eksklusif di usia 0-6 bulan menurut data Survei Kesehatan dan Demografi Indonesia 2012. Data ini juga menyebut, hanya 49% bayi yang mendapatkan ASI dalam satu jam pertama kehidupannya serta hanya 55% anak yang tetap mendapatkan ASI hingga usia dua tahun.
“Sementara angka penjualan susu formula terus meningkat di Indonesia terutama untuk anak usia di atas satu tahun. Untungnya pemerintah membatasi penjualan susu formula untuk anak di bawah satu tahun,” ujar Sri.