Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Mom Bawel, Efektifkah?

Foto: istimewa
Foto: istimewa

Tingkah laku si kecil sering mendorong Moms untuk menjadi mom bawel secara sadar maupun tidak. Di saat menghadapi si kecil yang sepertinya selalu ketinggalan kotak makan, botol minum atau buku peer dan lainnya, Moms pun akan merasa perlu mengulang perintah atau mengingatkannya berkali-kali .

Maksud Moms tentu saja baik, agar si kecil bisa lebih bertanggung jawab, mandiri dan tidak ceroboh. Tapi ternyata menjadi mom bawel sama sekali tidak efektif menurut psikolog Melanie Greenberg, Ph.D., pakar parenting dan komunikasi dari California, yang juga seorang profesor.

Menurut Greenberg, semakin sering si kecil diingatkan, ia justru semakin tidak peduli. Bersikap bawel malah membiasakan si kecil untuk berharap bakal selalu diingatkan dan tidak berusaha untuk memegang tanggung jawab. Larangan, perintah dan peringatan mungkin masih efektif untuk balita, tapi pada anak yang lebih besar malah akan sulit membuat mereka bertanggung jawab dan mandiri.

Contoh berikut ini adalah sikap yang kurang efektif diberikan pada si kecil usia 10 tahun:

“Mama bangunkan kamu satu jam lebih awal karena kamu tak pernah siap tepat waktu. Ayo pakai seragamnya sekarang! Mana PR yang harus Mama tanda tangan? “

Sepuluh menit kemudian…

“Mama kan sudah bilang, cepetan bersiap, kok masih santai? Kamu bisa telat. Ayo sikat gigi dan pakai seragam.”

Sepuluh menit kemudian…

“Mana PR-nya? Kan Mama sudah minta PR yang harus Mama tanda tangan. Kamu juga belum pakai seragam. Kita bakal terlambat!”

Dan seterusnya…

Pernah melakukan contoh di atas? Itu tandanya Moms mengambil tanggung jawab terlalu besar. Dan secara tidak langsung Moms menunjukkan sikap kurang percaya pada si kecil, tidak mendorongnya untuk mandiri dan selalu ikut campur. Greenberg menyebutnya sebagai gaya helicopter parenting. Hasilnya, selain si kecil sulit mandiri dan bertanggung jawab, ia juga akan cenderung kurang percaya diri. Nada bicara Moms yang keras dan mengkritik juga akan memicu sikap memberontak pada si kecil.

Greenberg menyarankan untuk bersikap tegas dan mengajarkan konsekuensi pada si kecil. Alih-alih mengulang perintah, lebih baik Moms menyampaikan sesuatu dengan singkat dan jelas. Contohnya: “Kita akan berangkat 45 menit lagi. Kalau kamu belum siap, terserah kamu mau bilang apa ke guru.” Bisa dicoba ya, Moms.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *