Mengenal Imunisasi Cacar Air
|Cacar air mudah sekali menular di antara anak-anak. Walaupun tidak termasuk imunisasi dasar, Moms & Dads bisa mempertimbangkan untuk memberikan vaksin cacar air atau varicella vaccine kepada si kecil saat bayi.
Imunisasi varicella atau cacar air biasanya diberikan lewat suntikan ketika si kecil berusia antara 12 – 15 bulan. Suntikan penguat atau booster dapat kembali diberikan pada usia 4-6 tahun. Bila terlewat, imunisasi cacar air masih bisa diberikan pada anak berusia di antara 6-13 tahun yang belum tertular penyakit ini. Umumnya, diberikan dalam dua dosis dengan selang waktu sekitar 3 bulan.
Bagaimana bila hingga usia 13 tahun belum juga mendapatkan imunisasi varicella? Sebelum benar-benar tertular, usia pra-remaja masih bisa menerima vaksin ini dengan dosis dua kali lipat dalam jarak sebulan.
Imunisasi cacar air mencegah si kecil terkena cacar parah yang bisa meninggalkan bekas. Memang setelah imunisasi masih ada kemungkinan anak terkena cacar air, tetapi dengan gejala ringan. Di Amerika, vaksin ini efektif mencegah cacar air, meskipun ringan, hingga 85%.
Seperti juga kebanyakan imunisasi lain, imunisasi cacar air memiliki efek kemerahan di kulit bekas suntikan. Bekas ini bisa bertahan hingga satu bulan tapi akan hilang dengan sendirinya. Tidak jarang juga timbul demam dan tubuh jadi lemas seperti gejala cacar air. Pada beberapa anak bisa timbul pusing, tapi ini tidak berbahaya. Sangat jarang juga ditemui kasus anak yang alergi terhadap vaksin ini.
Walaupun relatif aman, ada beberapa kondisi anak yang sebaiknya tidak mendapatkan vaksin cacar air, yaitu:
- Anak sedang sakit, walaupun hanya flu
- Memiliki riwayat alergi gelatin atau antibiotika neomycin
Diskusikan juga ke dokter bila si kecil:
- Alergi terhadap dosis awal vaksin cacar air
- Baru saja menerima transfusi darah atau gamma globulin
- Mengidap penyakit yang mempengaruhi kekebalan tubuh seperti kanker dan hepatitis
- Sedang menjalani kemoterapi, terapi radiasi dan terapi pengobatan imun lainnya.