Membentuk Karakter Lewat Bermain
|Moms & Dads, di usia dini otak si kecil tengah berkembang pesat. Agar tumbuh kembangnya maksimal, seperti otot, otak pun perlu dilatih. Caranya? Dengan bermain.
Saskhya Aulia Prima ,M.Psi, psikolog dari TigaGenerasi mengungkap bermain adalah pekerjaan anak sejak lahir. Aktivitas ini bersifat bebas, spontan dan menyenangkan untuk dirinya sendiri tanpa ada tekanan.
“Lima tahun pertama, perkembangan otak sangat cepat. Umumnya sudah mencapai 70% di usia 2 tahun. Dengan bermain, otak seperti menyala,” tutur Saskhya dalam parenting talkshow Educational Toys for Emotional and Character Strength bersama Early Learning Centre, di Jakarta.
Bermain melatih berbagai aspek perkembangan anak, seperti motorik kasar dan halus, emosi, pengetahun dan kemampuan bersosialisasi. Kebiasaan dan karakter si kecil juga akan terbentuk lewat bermain.
Saskhya menuturkan paling tidak ada lima karakter positif yang berkembang lewat bermain, yaitu tekun, mandiri, disiplin, empati dan kreatif. Psikolog muda ini menjelaskan permainan apa saja yang dapat mengembangkan kelima karakter tersebut.
Tekun
Ketekunan dapat dilatih lewat permainan yang membutuhkan waktu cukup lama untuk fokus dan diselesaikan. Waktunya bervariasi sesuai usia si kecil. Untuk bayi misalnya, dua menit bermain saja sudah cukup.
Jenis permainan pun disesuikan tahapan tumbuh kembang. Untuk anak satu tahun contohnya, permainan stacking atau menyusun benda, yang bisa jadi setinggi dia, sudah cukup membutuhkan usaha. Di usia playground, ketekunan dapat dilatih dengan meronce, merakit mainan atau mewarnai gambar. Bukan hal mudah, terutama untuk anak yang sudah terekspos gadget, yang terbiasa beraktivitas hanya dengan dua jari.
Mandiri
Mendorong si kecil untuk memilih mainan yang menuntut penyelesaian masalah akan melatih kemandiriannya. Contoh, memasukkan benda berbagai bentuk ke dalam tempat yang sesuai. Permainan ini cukup menantang untuk si kecil berusia dua tahun. Biarkan dia menyelesaikannya tanpa bantuan, seberapapun lamanya.
Disiplin
Melatih kedisiplinan dapat dilakukan dengan permainan berinstruksi. Misalkan, Moms meminta si kecil mengelompokkan benda berwarna merah di tempat tertentu atau menyusun piramida dengan tahapan tertentu. Mainan instruksi akan terasa manfaatnya saat si kecil mulai bersekolah, ketika ia harus duduk memperhatikan guru dan mengikuti petunjuknya. Ia akan dengan mudah melakukannya.
Empati
Pilihlah mainan yang bersifat nurturing atau play pretend untuk melatih sikap empati si kecil. Misalkan bermain bayi-bayian akan melatih sikapnya saat ia punya adik. Ia mungkin tidak akan rewel ketika Moms sibuk karena si adik menangis. Dia juga belajar menempatkan diri menjadi orang lain, seperti menjadi Moms, Dads atau pengasuh yang merawat adik.
Play date atau mengajaknya bermain dengan anak lain akan membuat si kecil belajar berbagi dengan orang lain karena berbagi peran. Umumnya, ia mulai tampak mampu berbagi di awal usia 4 atau 5 tahun. Di usia ini, si kecil yang sudah terbiasa dengan play date tidak keberatan temannya meminjam pensil.
Kreatif
Doronglah ia untuk bercerita lewat mainan. Misalkan, membuat drama kecil dengan boneka-bonekanya atau mobil-mobilannya. Permainan ini akan melatih kemampuannya berbahasa dan berimajinasi, menciptakan sesuatu dari tidak ada jadi ada. Moms & Dads tidak perlu mengkritik bila ceritanya itu-itu saja, artinya eksplorasi belum cukup dan imajinasinya belum berkembang.