Makanan Untuk Si Kecil Belajar Makan Sendiri
|Di saat jari-jari mungil si kecil sudah bisa memegang benda dengan kuat, sekitar usia 6 bulan, Moms sudah bisa membimbing si kecil untuk mulai belajar makan sendiri. Si kecil selain diajak untuk mengenal beragam rasa juga tekstur dan warna lewat pancainderanya, yang tak terbatas lidah. Jadi tak hanya sekadar memberikan makanan pendamping ASI atau MPASI, Moms.
Metoda yang dikenal dengan istilah baby-led weaning atau BLW ini memungkinkan si kecil makan sendiri langsung dengan tangannya. Yang Moms perlukan adalah menyediakan beragam makanan lunak dalam bentuk potongan kecil yang bisa diambil dan dipegang si kecil secara mandiri. Para praktisi metoda ini mengklaim BLW menawarkan keuntungan seperti meningkatkan selera makan dan kemampuan motorik si kecil.
Ada beberapa jenis makanan yang cocok dan tidak cocok untuk metoda BLW. Selain bentuk dan rasa, tentu yang sangat perlu diperhatikan adalah kandungan nutrisinya. Si kecil yang sudah tak tercukupi dengan nutrisi dari ASI atau susu formula saja, memerlukan tambahan gizi yang cukup dari MPASI untuk tumbuh kembangnya.
Berikut beberapa contoh makanan yang bisa Moms pilih untuk melakukan metoda BLW:
- Alpukat sangat kaya nutrisi sekaligus merupakan sumber lemak baik yang cocok dikonsumsi si kecil yang sedang tumbuh pesat di tahun pertama. Daging buahnya cukup padat untuk dipegang dalam bentuk potongan kecil sekaligus mudah hancur di dalam mulut. Selain mengandung lemak baik, alpukat kaya serat, potassium, folat, copper, zat besi, vitamin B6 dan E. Kandungan nutrisinya sangat diperlukan untuk perkembangan otak si kecil. Disarankan, untuk si kecil usia 6-8 bulan, daging alpukat matang diiris memanjang selebar jari orang dewasa agar mudah dipegang. Untuk usia 9–12 bulan, Moms bisa memotong daging alpukat menjadi berbentuk kubus kecil.
- Selain mudah didapat, terjangkau dan gampang dimasak, telur kaya nutrisi, seperti protein, vitamin D dan A, serta sumber utama kolina. Kolina adalah zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan otak dan mata si kecil. Hanya saja perlu diingat, Moms harus memberikan telur yang sudah direbus sampai matang agar si kecil terhindar dari risiko keracunan makanan akibat terpapar bakteri Salmonella. Si kecil yang daya tahan tubuhnya masih lemah memang lebih mudah terpapar bakteri ini dibandingkan anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa. Saran penyajiannya, untuk si kecil usia 6–8 bulan, telur direbus selama 15 menit lalu dibelah empat memanjang. Untuk usia 9–12 bulan, setelah telur direbus selama 15 menit, potong berbentuk dadu. Bisa juga dibuat telur orak-arik atau didadar dan dipotong kecil-kecil.
- Wortel selain kaya nutrisi juga memiliki warna yang beragam untuk menarik perhatian si kecil, mulai dari warna kuning, oranye, merah hingga keunguan. Kandungan karotenoid yang memberi warna pada wortel, diubah dalam tubuh menjadi vitamin A, vitamin penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh si kecil. Kandungan lutein juga meningkatkan daya penglihatan dan berkontribusi pada perkembangan otak. Saran penyajian untuk si kecil usia 6–8 bulan adalah kupas dan potong-potong wortel memanjang selebar jari orang dewasa, lalu kukus atau rebus hingga lunak. Untuk usia 9–12 bulan, kupas dan cacah wortel lalu rebus atau kukus hingga lunak.
Masih banyak makanan lain yang cocok untuk diberikan dalam metoda BLW, seperti tahu, ayam dan ikan, serta ubi manis. Semuanya harus dimasak hingga cukup lunak dan aman untuk dikonsumsi si kecil dalam bentuk yang mudah dipegang. Tahu misalnya, Moms bisa memotong-motong tahu selebar jari orang dewasa dan memasaknya sebentar agar tidak hancur saat dipegang. Moms juga bisa memberikan apel buat si kecil. Untuk usia 6-8 bulan, apel sebaiknya dikupas, lalu diiris dan dimasak sampai lunak.
Beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari untuk diberikan pada si kecil adalah makanan yang berisiko membuatnya tersedak dan terkena keracunan. Makanan berbentuk bulat kecil, seperti anggur dan tomat cherry, serta keras seperti kacang-kacangan harus dihindari, begitu pula dengan makanan yang lengket, seperti permen. Madu juga belum boleh diberikan, Moms. Madu mengandung clostridium botulinum, bakteri berbahaya yang bisa menghasilkan racun pemicu kelumpuhan pada bayi di bawah usia satu tahun.