Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Literasi Keuangan Agar Anak Tidak Konsumtif

Seorang siswa menunjukkan 'hasil kerjanya' di program Cha-Ching
Seorang siswa menunjukkan ‘hasil kerjanya’ di program Cha-Ching

Perilaku konsumtif bisa terbentuk sejak kecil, Moms & Dads. Agar ia mampu mengelola uang sakunya atau tidak sering merengek minta dibelikan mainan, si kecil perlu mendapatkan literasi keuangan sedini mungkin.

Tentunya Moms & Dads tidak perlu menjadi ahli keuangan untuk mengajarkan nilai dan cara mengelola uang pada si kecil. Literasi keuangan bisa diberikan dengan cara menanamkan kebiasaan-kebiasaan positif, seperti mengajaknya menabung dan tidak sering jajan. Pada anak yang lebih besar, Moms & Dads bahkan bisa mendorongnya untuk mendapatkan penghasilan ketika ia ingin membeli sesuatu.

“Satu hal di dunia ini yang mempengaruhi semua orang adalah uang. Apa itu uang, bagaimana memperolehnya, mengapa perlu menabung, apa yang terjadi bila pengeluaran berlebih adalah pengetahuan dasar yang harus dimiliki semua orang,” tutur Marc Fancy, Executive Director Prudence Foundation.

Dad dua anak ini bercerita, semasa kecil di UK, ia bisa dibilang tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang uang. Ketika masuk kuliah dan harus mandiri, ia terkaget-kaget dan sulit mengelola keuangannya sendiri. “Mendadak saya harus punya rekening bank dan bekerja untuk mendapatkan uang. Saat punya masalah keuangan, kita juga harus mencari jalan sendiri untuk menyelesaikannya.”

Marc tidak sendirian. Banyak orang dewasa yang sulit mengelola keuangannya karena tidak terbiasa sejak kecil atau tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang money management. Bersama Prudence Foundation yang berpusat di Hong Kong, Marc memperkenalkan program literasi keuangan Cha-Ching untuk anak-anak. Awalnya sebatas video musik kartun di Cartoon Network, tapi kemudian berkembang lewat website dan menjadi program edukasi di sekolah-sekolah, termasuk di Indonesia, lewat CSR tahunan Prudential Indonesia sejak 2012.

“Orangtua dan guru kadang takut memberikan pelajaran tentang uang  kepada anak-anak karena mereka sendiri kurang paham.  Lewat program ini mereka bisa belajar bersama-sama dengan anak,” tuturnya saat berkunjung ke SDN Tanjung Duren Selatan 01 Pagi, Jakarta Barat.

Cha-Ching sendiri mengenalkan empat pilar money management, yaitu Earn, Save, Spend dan Donate kepada anak-anak lewat video musik dan beragam simulasi. Kini, sudah ada 53 juta anak di Asia yang mengikuti program Cha-Ching di Cartoon Network dan website. Sekitar 170 ribu anak lainnya mengenal metoda ini lewat program Cha-Ching Goes to School.

“Tidak cukupnya alat pendidikan literasi keuangan adalah global isu. Setelah Asia, Cha-Ching mulai diperkenalkan di Inggris, Amerika dan Polandia, sebentar lagi Afrika. Kami juga sedang berusaha untuk memasukkannya ke dalam kurikulum sekolah. Pilot project-nya di 100 sekolah di Filipina,” papar Marc yang menguasai  bahasa Indonesia dan Mandarin.

Muhammad Hilmi- CSR Manager,  Nini Sumohandoyo - Corporate Marketing and Communication Director Prudential Indonesia dan Marc Fancy
Muhammad Hilmi- CSR Manager, Nini Sumohandoyo – Corporate Marketing and Communication Director Prudential Indonesia, dan Marc Fancy

 

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *