LDHS Penting Untuk Atasi dan Cegah Autoimun
|Belakangan ini penyakit autoimun begitu sering terdengar walaupun masih menjadi misteri buat banyak orang. Gejalanya sangat beragam dan penyebabnya sulit dipastikan, padahal para penyintas terus bertambah dari hari ke hari. Di Amerika Serikat saja tercatat ada 50 juta penyintas dan 80% diantaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Penyakit ini sama kejamnya dengan kanker. Studi epidemiologi di dunia telah mengidentifikasi lebih dari 100 jenis penyakit autoimun. Selain bersifat kronis dan dapat menyebabkan kematian, tentunya membutuhkan biaya kesehatan yang tinggi. Para penyintas juga mengakui merasa terpuruk karena situasi ini tidak dipahami oleh diri mereka sendiri dan kebanyakan orang.
Menyikapi fakta ini, Marisza Cardoba Foundation (MCF) bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (KPP-PA RI) terus mensosialisasikan apa itu autoimun sekaligus mendampingi dan memberdayakan para penyintas. Moms & Dads dapat mencari tahu lebih banyak tentang penyakit ini melalui situs www.mariszacardoba.or.id dan sebuah buku yang baru saja diluncurkan PT Gramedia Pustaka Utama, Autoimmune The True Story, karya MCF bersama 20 dokter, 20 profesional, dan 30 penyintas inspiratif dengan 30 jenis autoimun berbeda.
“Buku ini sangat bermanfaat baik untuk penyintas, caregiver maupun masyarakat luas. Paling tidak kita jadi tahu apa itu autoimun dan Lima Dasar Hidup Sehat atau LDHS untuk para penyintas maupun untuk mencegah autoimun,” tutur drg.Siska Liliana Muliadi, seorang penyintas sekaligus inspirator nasional PUSPA KPP-PA RI dan Board of Advisors MCF dalam talkshow Peduli Autoimun, Penyakit Perempuan dan Anak di hari peluncuran buku, 9 Juli 2017 di APL Tower, Central Park, Jakarta.
LDHS yang disosialisasikan MCF, Kemenkes RI dan KPP-PA RI sangat disarankan untuk diterapkan siapa saja. Lima poinnya adalah:
- Gaya hidup sehat
- Aktif mandiri
- Pengendalian stress
- Terus belajar, dan
- Hidup positif
DR.dr.Iris Rengganis SPPD-KAI, pakar autoimun dan President Board of Supervisors MCF, menjelaskan, gaya hidup sehat bisa dimulai dengan menerapkan pola makan sehat. Saran utamanya untuk para penyintas adalah hindari konsumsi daging merah, gluten atau tepung-tepungan, pemanis, pengawet hingga penyedap rasa.
“Selain diet, olahraga rutin minimal 30 menit sehari sangat penting. Hindari olahraga high impact karena capek malah tidak ada gunanya. Sebaiknya jalan cepat atau jogging dan renang. Tidur juga jangan terlalu malam, usahakan di bawah jam 11 malam. Dan yang penting lagi, manajemen stress, biasanya ini paling sulit. Utamakan berserah diri, ikhlas dengan penyakitnya,” ujar pakar yang juga seorang penyintas ini.
Dr. Iris menambahkan, faktor genetik hanya memegang peranan minor sebagai pemicu penyakit ini. Faktor lingkungan lebih berkontribusi, dan beberapa ahli menduga adanya faktor infeksi bakteri atau virus yang pernah dialami penyintas sebelumnya. “Saran saya untuk para penyintas, terapkan LDHS dan menambah asupan vitamin D. Biasanya secara berangsur penyintas bisa remisi obat,” ujarnya.
MCF, yang didirikan penyintas jenis ITP (Immune Thrombocytopenic Purpura) Yuta Marissa Kardoba bersama dokternya, Dr. dr. Andhika Rachman, SP.PD-KHOM pada 2012, juga memiliki support group WhatsApp. Hingga saat ini 1.737 penyintas dengan 47 jenis autoimun berbeda dari 28 provinsi di Indonesia telah bergabung. Talkshow dan peluncuran buku ini dihadiri Ambarwati, perwakilan Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat KPP-PA RI, dan para penyintas serta caregiver inspiratif yang tergabung di MCF, seperti Anisa Fikalonanda yang baru berusia 11 tahun, dokter hewan Yonita Chandra DVM,MBA, arsitek Yennel S.Suzia yang juga autoimmunepreneur dan psikolog sekaligus mantan atlet bulutangkis dunia, Lilik Sudarwati S.Psi, MH.
Selain meluncurkan buku, MCF hari itu meresmikan produk pelayanan AiFit Card. Kartu anggota ini berfungsi sebagai kartu diskon ketika berkunjung ke sejumlah mitra laboratorium dan saat berbelanja produk sehat di sejumlah mitra. Ada juga AiFit Eatery, restoran dan katering sehat karya penyintas autoimun inspiratif yang dibina melalui salah satu program MCF yaitu Autoimmunepreneur Indonesia atau API.