Kenali Kehamilan Kosong
|Tidak menstruasi, hasil tes positif, mual-mual dan perut membesar tentunya membuat Moms yakin hamil. Tapi ternyata tak ada janin yang tumbuh di dalam rahim. Ini nih yang disebut blighted ovum atau kehamilan kosong.
Kehamilan kosong terjadi ketika telur yang telah dibuahi tidak berkembang menjadi embrio. Sementara kantong ketuban dan plasenta tetap terbentuk setelah konsepsi. Kantong rahim juga terus membesar sehingga Moms merasa hamil. Apalagi Moms juga mengalami gejala lainnya, seperti morning sickness, sembelit, dan pusing akibat peningkatan hormon human chorionic gonadotropin atau HCG.
Kondisi ini akan terdeteksi lewat pemeriksaan USG yang biasanya dilakukan pada usia kehamilan 6-8 minggu. Kehamilan kosong juga bisa dikenali lewat gejala seperti keguguran, antara lain:
- Kram perut
- Pendarahan vaginal atau keluar bercak
- Menstruasi yang jauh lebih banyak dari biasanya.
Blighted ovum sulit dihindari karena penyebabnya belum diketahui secara pasti. Mungkin akibat kelainan kromosom dan genetik. Bisa juga karena infeksi TORCH, rubella dan streptokokus, atau diabetes mellitus yang tidak terkendali, rendahnya kadar beta HCG dan faktor imunologis, seperti adanya antibodi terhadap janin. Risiko juga meningkat seiring menurunnya kualitas sperma dan sel telur akibat pertambahan usia.
Biasanya kondisi ini ditangani dengan mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim atau kuretase. Bisa juga dengan mengkonsumsi obat-obatan, tetapi prosesnya akan lama dan Moms mengalami pendarahan. Ada pula yang memilih membiarkan tubuh mengeluarkan sendiri jaringan yang gagal berkembang ini dengan pengawasan dokter.
Lewat kuretase, dokter bisa menganalisa penyebab blighted ovum, terutama bila disebabkan oleh infeksi dan faktor imunologis. Dengan penanganan tepat, Moms dapat kembali merencanakan kehamilan karena kehamilan kosong tidak mempengaruhi rahim dan kesuburan. Biasanya dokter hanya meminta Moms menunggu sekitar 1-3 siklus haid sebelum kembali melakukan konsepsi.
Untuk meminimalkan risiko kehamilan kosong, Moms dianjurkan melakukan pemeriksaan TORCH sebelum hamil dan imunisasi rubella. Bagi penderita diabetes mellitus, Moms perlu mengontrol kadar gula darah. Dan untuk Moms di atas usia 35 tahun, perlu melakukan pemeriksaan kromosom. Disarankan, Moms & Dads berhenti merokok dan menerapkan pola hidup sehat agar kualitas sperma dan sel telur tetap terjaga.