Jika Si Kecil Terlambat Bicara
|Sebagai orang tua, kita memang harus memperhatikan kemampuan bicara anak sedini mungkin. Memang, kemampuan berbicara pada tiap anak berbeda-beda. Namun kalau sampai menginjak usia 3 tahun belum ada perkembangan dari segi bicara si anak, artinya lampu kuning sudah menyala, kita sebagai orang tua harus sudah mulai merasa khawatir.
dr. L. Sastra SpA, dokter Spesialis Anak dari RSB. Asih, Jakarta, menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan keterlambatan bicara seorang anak. Yang pertama, faktor genetis. Kalau orang tua si anak, baik ayah atau ibunya dulunya mengalami keterlambatan bicara, bisa jadi hal itu akan menurun ke si anak. Yang kedua, pengaruh struktur daerah rahang dan mulut. Contoh, lidah anak yang pendek dan bulat cenderung agak sulit mengucapkan beberapa huruf r, f, s, x, dan z. Faktor-faktor lain yang ikut berpengaruh adalah kurangnya interaksi dan rangsangan komunikasi dari lingkungan, perkembangan otak bahasa, fungsi pendengaran yang tidak optimal, ataupun pola asuh yang salah. “Orang tua memang harus aware sedini mungkin dengan kemampuan bicara pada anak, bahkan sejak ia dilahirkan,” kata dr. Sastra.
Gejala Awal Autis?
Lebih lanjut dijelaskan oleh dr. Sastra bahwa tumbuh kembang bicara anak itu sampai usia 3 tahun. Hingga si anak mencapai usia tersebut, ada banyak tahapan yang harus diperhatikan orang tua dalam mengetahui kemampuan bicara si anak. Sejak lahir hingga mencapai usia 2 – 4 bulan, dicermati ada tidaknya dorongan untuk berkomunikasi dari anak. Kemudian usia 4 – 9 bulan, sewajarnya si bayi sudah mulai babbling (mengoceh) dan ada ketertarikan untuk melihat obyek di depannya, atau saat namanya dipanggil ada reaksi dari bayi minimal ia melirikkan mata saat namanya dipanggil.
Lalu pada usia 9 sampai 12 bulan – maksimum di usia 15 bulan – si anak setidaknya sudah bisa menunjuk benda yang diinginkan, memahami dan melaksanakan perintah sederhana, seperti melambaikan tangan pada orang tuanya saat berpamitan pergi misalnya. Ketika mencapai usia 18 bulan, diharapkan si anak sudah bisa bicara satu kata atau memahami arti satu kata.
Sayangnya menurut dr. Sastra, sering kali orang tua terlambat menyadari ketidakmampuan anak bicara. “Misalnya di usia yang seharusnya si anak sudah mengucapkan satu kata, tapi kata yang diucapkan terdengar masih kurang jelas atau cadel, orang tua menganggapnya satu hal yang biasa, kadang malah dijadikan bahan olokan atau sesuatu yang lucu, padahal itu yang harus dicermati. Kalau di usia 4 sampai 9 bulan dia tidak merespon panggilan namanya dan juga tidak babbling, itu artinya ada yang salah, boleh jadi dia tidak merespon karena dia tidak mendengar, artinya telinganya yang harus diperiksa, dan tidak hanya berhenti sampai di situ, karena semua fungsi tubuh bayi akan saling berpengaruh, terutama bagian syaraf di kepala. Jika bayi tidak mendengar, berarti fungsi syaraf pendengaran tidak ada, lalu otomatis tidak perintah ke otak untuk melakukan tindakan, sehingga bayi tidak merespon dengan baik,” jelas dr. Sastra panjang lebar.