Imunisasi BCG Cegah Meningitis TB
|Si kecil yang baru lahir belum memiliki kekebalan tubuh sendiri, itu sebabnya perlu diberikan serangkaian imunisasi, salah satunya imunisasi BCG. BCG atau Bacillus Calmette-Guerin untuk mencegah penyakit tuberculosis berat, seperti meningitis TB atau radang selaput otak oleh kuman TB.
Imunisasi BCG cukup diberikan sekali Moms, di usia 1-3 bulan. Bila terlambat, si kecil harus menjalani tes mantoux untuk menguji sensitivitas terhadap tuberculin. Kalau hasilnya positif terinfeksi kuman TB, pemberian vaksin BCG menjadi kurang optimal.
Biasanya, suntikan BCG akan meninggalkan bekas di tangan si kecil karena penyuntikan dilakukan di lapisan kulit atau secara intradermal. Metoda ini juga yang membuat suntikan BCG terasa lebih sakit dibanding imunisasi lain karena lapisan kulit dipenuhi reseptor syaraf.
Dalam waktu dua minggu, akan timbul bengkak kecil dan merah di area suntikan. Bengkak kemudian menjadi bisul kecil bernanah setelah 2-3 minggu kemudian, lalu pecah dan sembuh sendiri meski menyisakan jaringan parut atau keloid. Tenang saja Moms, keloid ini biasanya semakin menipis saat ia dewasa. Bagaimana bila tidak berbekas? Bukan berarti vaksin tidak bekerja ya, Moms. Jadi imunisasi tidak perlu diulang.
Tidak semua anak bisa menerima imunisasi BCG. Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI mengeluarkan daftar anak yang tidak dianjurkan menerima imunisasi BCG, sebagai berikut:
- Hasil tes mantoux > 5 mm
- Terinfeksi virus HIV
- Mengkonsumsi obat imunosupresi atau tengah menjalani radioterapi
- Menderita penyakit berat yang berkaitan dengan sumsum tulang atau sistem limfatik
- Menderita gizi buruk
- Demam tinggi.
Jadi jangan menunda ya Moms, dan konsultasikan dulu ke dokter anak sebelumnya.