Dukungan Keluarga Picu ODE Berprestasi
|Moms & Dads, orang dengan epilepsi atau ODE sangat bisa mandiri dan berprestasi seperti orang-orang lainnya. Jadi jangan langsung panik ketika si kecil didiagnosa epilepsi. Ia akan mampu menjadi pribadi yang mandiri dan sukses, terutama bila didukung keluarga, teman dan lingkungan sekitar.
Seperti apa bentuk dukungannya? Psikolog dan peneliti perilaku konsumen, Aska Primardi mengungkapnya dalam seminar Yes I Can : Saya pasti bisa! Saya harus bisa!, di Hotel Le Meridien, Jakarta, 23 Maret. Seminar ini digelar Yayasan Epilepsi Indonesia didukung PT Abbott Indonesia untuk memperingati Hari Epilepsi Internasional 2016.
“Ada tiga bentuk dukungan keluarga yang dapat diberikan kepada ODE,” katanya.
Tiga bentuk dukungan itu adalah:
- Dukungan instrumental untuk menolong ODE secara langsung. Contohnya, keluarga rutin membantu penyediaan obat anti epilepsi dan memfasilitasi ODE untuk ikut pelatihan dan pengembangan potensi diri.
- Dukungan informasi agar ODE dapat memahami pemicu stres, mencari tahu sumbernya, dan mengatasinya dengan tepat. Bentuknya bisa berupa nasehat, saran, petunjuk, dan umpan balik.
- Dukungan emosional. Yakinkan ODE bahwa ia juga individu yang pantas menerima perhatian, cinta, dan simpati.
Aska menambahkan, “ODE boleh menjalankan aktivitas sesuai minat, tetapi perlu komitmen untuk hidup sehat sebagai ODE. Ia harus mampu melakukan beberapa hal yaitu, mengambil inisiatif, mengatasi masalah sendiri, mengambil keputusan, mengontrol diri sendiri, berkeinginan untuk mandiri, mengerjakan segala sesuatu tanpa bantuan orang lain.”
Sebagai penyakit neurologi menahun, serangan epilepsi bisa datang kapan saja bila tidak ditangani dengan tepat. Bukan hanya serangan kejang, ia dapat mengalami perubahan perilaku, hilang kesadaran dan perubahan-perubahan lain. Ini bisa menghambatnya dalam beraktivitas dan mengenyam pendidikan.
Salah seorang ODE, Azharianto Latief Baroto, SE, MM, berbagi tips untuk menghilangkan hambatan-hambatan yang ia rasakan akibat epilepsi. “Saya berusaha menghilangkan rasa takut, malu, rasa tidak mampu, dan rasa terbelakang dengan sikap menerima, sabar, dan tetap rutin mengkonsumsi obat epilepsy. Akhirnya saya bisa menyelesaikan S2 di bidang Ekonomi Manajemen,” katanya.
Kepala Sub Bidang Informasi dan Pustaka, Badan Kebijakan Fiskal – Kementerian Keuangan ini menambahkan, “ODE harus memiliki keyakinan yang kuat dalam hati dan percaya diri bahwa ‘aku bisa’. Ia harus terus melatih kemampuan yang dimiliki untuk menghilangkan rasa malu dan berani maju terus untuk mencapai kesuksesan. Keluarga juga berperan langsung dalam pembentukan pribadinya.”