Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

DPT Lindungi Si Kecil dari Pertusis

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Si kecil yang baru lahir atau di bawah usia enam bulan, rentan tertular pertusis alias batuk rejan. Penyakit yang disebabkan bakteri Bordetella pertussis ini sangat mudah menyebar melalui udara, dan efeknya bagi bayi bisa berbahaya, yaitu kerusakan paru-paru hingga kematian.

Pertusis tahap awal mungkin sulit dikenali dengan masa inkubasi 7 sampai 21 hari dan sangat menular. Gejalanya mirip flu, seperti hidung tersumbat dan berair, bersin, mata berair, radang tenggorokan, batuk dan demam dengan suhu 37,5-39 derajat celsius.

Saat gejala flu mereda, batuk bertambah parah dan tidak terkendali pada tahap kedua. Si kecil bisa batuk nonstop selama 30 detik, menarik nafas dan batuk lagi sepanjang hari. Ciri khas pengambilan nafas panjang sebelum rentetan batuk membuat pertusis juga dikenal dengan nama whooping cough. Biasanya diikuti dengan muntah dan tubuh lemas. Tahap kedua ini mampu bertahan hingga lebih dari empat minggu.

Setelah itu, pertusis memasuki tahap penyembuhan. Kondisi tubuh membaik meski batuk mungkin terdengar lebih keras. Masa penyembuhan berjalan cukup lama, bisa mencapai dua bulan atau lebih tergantung pengobatan.

Moms & Dads dapat melindungi si kecil dari risiko terkena batuk rejan dengan imunisasi DPT atau Difteri, Pertusis, dan Tetanus, yang biasanya disatukan dengan vaksinasi hepatitis B, HB3. Imunisasi wajib ini diberikan tiga kali. Dosis pertama biasanya diberikan ketika si kecil berusia dua bulan. Dosis berikutnya diberikan selang empat minggu.

Agar lebih aman, si kecil bisa juga mendapat dosis penguat atau booster di usia  2 tahun dan 5 tahun, tergantung saran dokter. Bahkan Moms dapat melindungi si kecil dari sejak dalam kandungan. Biasanya Moms akan ditawari vaksin Pertusis di usia kehamilan antara 28-38 minggu untuk mencegah si kecil tertular di minggu awal kelahirannya.

 

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *