Cegah Ancaman Rotavirus dengan Vaksin
|Baik di negara berkembang maupun negara maju bersanitasi lebih bagus, rotavirus tetap mengancam si kecil. Faktanya, hampir semua anak pernah terpapar virus penyebab diare akut ini sebelum berusia 5 tahun, dan tidak sedikit yang harus dirawat di rumah sakit.
“Di negara kita, pada tahun 2006, 60% anak yang terkena rotavirus harus rawat inap,” ujar dr. Piprim Basarah Yandarso, Sp.A. (K), dokter spesialis jantung anak pendiri Rumah Vaksinasi sekaligus sekretaris IDAI.
Di Amerika Serikat saja, infeksi rotavirus menyerang sekitar 3 juta anak di bawah usia 5 tahun setiap tahunnya, dan sekitar 55 ribu anak diantaranya harus diopname karena diare dan dehidrasi. Sementara di seluruh dunia, rotavirus gastroenteritis bisa menyebabkan kematian lebih dari 500 ribu anak per tahun.
Moms & Dads dapat mendeteksi penularan rotavirus pada si kecil lewat gejala berikut:
- Menangis terus karena demam
- Mual dan muntah-muntah, diikuti kram perut
- Diare cair
- Batuk dan hidung berair
Diare parah karena radang di lambung dan usus ini bisa langsung mengakibatkan dehidrasi. Gejalanya, si kecil haus terus, resah, kebas, mata sembab, mulut dan lidah kering, kulit kering, dan tidak sering BAK atau pada bayi, popoknya tetap kering setelah beberapa jam.
Rotavirus sangat mudah menular karena ada sekitar 100 milyar partikel virus dalam setiap gram feses anak terinfeksi. Padahal hanya diperlukan 10 partikel virus saja untuk menyebabkan penyakitnya. Biasanya anak tertular lewat mulut setelah tangan mereka menyentuh benda yang terkontaminasi atau keluar dari toilet tanpa mencuci tangan. Moms & Dads atau pengasuh yang tidak mencuci tangan setelah mengganti popok pun bisa menularkan rotavirus.
Rajin mencuci tangan dan menjaga kebersihan memang cukup efektif untuk mencegah penularan. Tetapi pemberian vaksin rotavirus pun sangat diperlukan. Biasanya vaksinasi diberikan dalam bentuk cair melalui mulut. Dosis awal sudah bisa diberikan ketika bayi berusia 2 bulan, lalu dilanjutkan pada usia 4 dan 6 bulan.