Ajak Si Kecil Generasi Alfa Bermain Imajinasi
Si kecil yang lahir tahun 2010 sampai sekarang memiliki sebutan generasi Alfa, Moms & Dads. Mereka rata-rata lahir dari Moms & Dads generasi Millenial atau generasi Y. Generasi Alfa bisa dibilang native digital, tumbuh kembangnya pun berkaitan erat dengan perkembangan teknologi.
Walaupun begitu, Moms & Dads perlu memberikan variasi stimulasi agar tumbuh kembang si kecil optimal. Salah satu caranya dengan mengajak mereka bermain imajinasi. Manfaat bermain imajinasi diantaranya, meningkatkan aspek kognitif, kemampuan berbahasa serta kemampuan anak mengoptimalkan aspek sosial emosional pada dirinya. Permainan imajinatif memiliki dampak terbesar pada pengembangan keterampilan kunci yang penting bagi keberhasilan anak-anak dengan teman sebaya. Saat bermain kreatif dengan teman-teman mereka, si kecil belajar untuk bekerja sama dan berkompromi.
Psikolog pendidikan dan pendiri Rumah Dandelion, Binky Paramitha mengatakan, “Permainan imajinasi mulai muncul di usia 18 bulan, semakin komplek dan sering dilakukan ketika anak berusia 3 tahun. Anak mengembangkan ketertarikan pada dunia orang dewasa dan ingin menjadi bagian dari dunia tersebut.”
Salah satu tokoh yang banyak meneliti tentang permainan imajinasi adalah Vygotsky. Menurut Vygotsky, saat melakukan permainan imajinasi, ada tiga komponen yang perlu si kecil lakukan:
(1) Menciptakan situasi imajinasi
(2) Menetapkan suatu tokoh/karakter dan memerankannya
(3) Mengikuti aturan-aturan tertentu untuk memerankan tokoh/karakter dengan baik.
Permainan imajinasi menekankan pada nilai bermain dengan boneka dan tokoh aksi mainan. Bentuk permainan ini mendorong anak-anak untuk belajar bagaimana berinteraksi secara sosial dan mengembangkan isyarat sosial dengan bereksperimen dengan kontak mata, menggunakan nada dan emosi yang berbeda.
Anak-anak juga belajar melakukan percakapan, yang mereka lakukan dengan berbicara dengan boneka dan tokoh aksi mereka dan membayangkan tanggapan. Bermain dengan tokoh-tokoh aksi juga membantu membangun harga diri, karena setiap anak bisa menjadi pahlawan – hanya dengan berpura-pura.
Informasi mengenai aspek tumbuh kembang anak dan rekomendasi mainan sesuai kategori usia anak dapat ditemukan pada seri booklet The Power of Play terbaru dari ELC, yang didukung para pakar, termasuk psikolog dan dokter. Seri booklet ini bisa Moms & Dads dapatkan di seluruh toko Early Learning Centre mulai 6 Maret 2019.
“Bermain adalah “pekerjaan penuh waktu” anak-anak dan yang membuat otak mereka mendukung aspek tumbuh kembangnya. Hal yang kami lakukan adalah untuk memfasilitasi kiat-kiat bermain pada kemasan, demonstrasi bermain, serta waktu bermain di toko yang termasuk dalam upaya membiasakan permainan imajinasi pada anak,” ujar Lina Paulina, Vice President Early Learning Centre Indonesia.
Berdasarkan studi The United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF, 2018), yang berjudul Early Moments Matter, dikemukakan bahwa pada tahun-tahun pertama kehidupan si kecil, neuron di otak manusia membentuk koneksi baru dengan kecepatan fantastis, 700-1.000 koneksi per detik. Kecepatan ini tidak pernah terulang lagi dan menjadi blok bangunan masa depan anak dari proses tumbuh kembangnya. Anak-anak yang melakukan permainan imajinatif dengan memainkan peran-peran tertentu dapat menghadapi tantangan dengan lebih baik di kemudian hari.