Lindungi Keluarga dengan Air Layak Minum
|Moms & Dads tentu sudah mendengar syarat air layak minum adalah tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa. Tapi keraguan sering datang walaupun air yang kita minum tampak bersih dan memenuhi syarat.
Prof. Dr. Sari Bahagiarti, ahli hidrogeologi dari UPN Veteran Yogyakarta menyarankan, kita bisa membawa sample air untuk diuji di laboratorium. Bahkan PAM Jaya pun menyediakan fasilitas ini, selain beberapa laboratorium kampus. “Masyarakat umum sudah bisa memanfaatkannya,” ujar Prof. Sari saat ditemui di Jakarta Selatan.
Uji laboratorium diperlukan untuk mengetahui kandungan logam, bahan kimia hingga bakteri di dalam air. Air tanah di lingkungan Moms & Dads mungkin saja mengandung logam tertentu dengan kadar terlalu tinggi. Atau air yang biasa dikonsumsi keluarga, bisa saja berubah kualitasnya karena tercemar saat dikemas, didistribusikan atau disimpan di rumah.
“Ada satu daerah di Yogyakarta yang airnya berwarna kuning. Ini tanda kandungan besi tinggi. Air yang berbau tanah juga sebaiknya tidak boleh dikonsumsi. Ada juga yang kandungan kapurnya tinggi. Biasanya masih bisa dikonsumsi setelah diendapkan 24 jam dan direbus,” kata pakar hidrogeologi wanita satu-satunya di Indonesia ini.
Air kemasan berkualitas bisa Moms pilih untuk konsumsi keluarga. Bila ragu, merebus air akan membantu membunuh bakteri dan virus yang mungkin ada. WHO pernah merilis, bakteri umumnya tidak aktif setelah air dipanaskan lebih dari 70 derajat Celsius.
Tapi Moms juga perlu berhati-hati memanaskan air yang sudah direbus. Prof. Sari mengungkap, air minum mengandung beragam mineral yang akan mengendap bila direbus berulang. Salah satunya adalah kalsium.
“Mengkonsumsi kalsium terlalu banyak bisa menimbulkan batu ginjal. Sebaliknya, bila orang kekurangan kalsium bisa keropos tulang. Jadi aman tidaknya tergantung kondisi tubuh orang yang meminum,” tuturnya.
Air layak minum biasanya diperkaya mineral seperti kalsium, natrium, klorida, silica, besi dalam kadar tertentu dan lainnya. Mineral-mineral ini terkandung secara alami terutama dari sumber air di pegunungan. “Ada juga perusahaan air yang memberikan tambahan mineral. Sumber air di pegunungan vulkanik biasanya mengandung mineral alami dalam jumlah seimbang dan relatif bebas pencemaran,” tambah Prof. Sari sambil mengingatan untuk mengkonsumsi air 2,5 liter per hari.