Belajar Sains Untuk Si Kecil
|Belajar adahal hal alami yang kita lakukan sejak lahir, termasuk belajar sains. Kenapa bebek karet mengambang di air, kenapa es mencair, kenapa bola menggelinding, dan sejuta kenapa lainnya yang kadang membuat Moms & Dads pusing menjawab rentetan pertanyaan si kecil.
Astronom dan kosmolog Carl Sagan pernah menulis, “Our passion for learning … is our tool for survival.” Yap, belajar tentang apapun, terutama sains, adalah alat untuk bertahan hidup. Si kecil memiliki banyak tahapan dalam belajar sains sejak lahir. Jadi wajar bila ia mempunyai banyak sekali pertanyaan di dalam kepalanya, terutama di usia 3 hingga pra sekolah.
Moms & Dads mungkin tidak menyadarinya karena si kecil belajar lewat bermain. Agar Moms & Dads bisa membantunya, kenali tahapan-tahapan berikut:
Belajar memprediksi
Seperti para ilmuwan yang membangun hipotesa dan mengujinya, si kecil juga belajar mengira-ngira apa yang akan terjadi pada setiap aksinya. Misalkan, apa yang bakal terjadi bila ia menepuk air di bak mandi keras-keras.
Belajar memilah
Setelah melihat kucing, mungkin dia akan menganggap semua yang berkaki empat adalah kucing. Tapi kemudian ia melihat ada perbedaan bentuk di binatang kaki empat lain, seperti anjing dan kambing. Si kecil pun mulai memilah yang mana kucing, anjing, atau kambing. Bila Moms memberinya mainan konstruksi, si kecil lama-lama akan mengelompokkan semua balok, segitiga, dan bentuk lainnya. Ia juga akan belajar membedakan warna dan ukuran.
Belajar mengamati
Rasa penasaran membuat si kecil selalu mengamati sekitarnya. Setelah memprediksi dan memilah, ia akan mencoba mencari kaitan semua data. Moms & Dads bisa membantunya ketika berjalan-jalan di taman, misalnya. Ajaklah si kecil mengamati capung atau kupu-kupu yang hinggap di bunga.
Belajar menyelesaikan masalah
Si kecil akan mengulangi aksinya sampai ia mahir. Misalkan ketika ia mencoba menangkap bola. Tapi bisa saja ia putus asa. Moms & Dads dapat menyemangatinya untuk mengulang hingga bisa.
Belajar mengukur
Di tahap ini, si kecil belajar mengukur seberapa banyak air yang muat dalam gelasnya sebelum meluber. Atau saat makan, seberapa banyak makanan yang perlu ia sendok. Ia mungkin perlu berulang kali melakukannya hingga mendapat takaran yang pas. Si kecil juga belajar menentukan alat mana yang cocok untuk membantu aksinya.
Belajar memahami kebutuhan
Anak-anak selalu berusaha untuk mandiri. Setelah tahapan si kecil belajar minum dan makan sendiri, ia mulai berusaha memenuhi kebutuhan lainnya sendiri. Contoh, mencuci tangan sebelum makan atau membuka tutup botol minum. Ia juga belajar bahwa mahluk hidup lain memiliki kebutuhan, seperti kucing peliharaan yang butuh diberi makan.
Seiring tahapan-tahapan tadi, si kecil mengasah intuisi dan berusaha mengenal sekitarnya melalui semua panca indera dan tangan. Ia juga belajar tentang fungsi semua barang di dekatnya. Ini bisa menjadi bekal untuk belajar sains yang lebih kompleks, Moms & Dads. Si kecil tidak lagi bingung memilih dan menggunakan alat mana yang cocok untuk eksperimennya.