Reproduksi Sehat, Kehamilan Lancar
|Moms, kesehatan reproduksi perlu diperhatikan sejak dini bukan ketika menjelang persiapan kehamilan saja. Dengan reproduksi sehat, Moms tidak hanya dapat melahirkan generasi penerus yang lebih berkualitas, tetapi juga menjalani fase-fase reproduksi dengan minim masalah.
Perempuan mengalami berbagai fase reproduksi dalam hidupnya, yaitu masa pubertas, menstruasi pertama atau menarche, masa kehamilan, pre menopause dan menopause. Di setiap fase, masalah bisa timbul. Pada fase awal misalnya, gangguan menstruasi menjadi masalah yang paling umum terjadi. Sementara pada fase kehamilan, hingga kini penyebab utama kematian ibu masih seputar pendarahan, hipertensi dan kanker serviks yang berawal dari kurang terjaganya kesehatan reproduksi.
“Lebih dari 50% perempuan mengalami gangguan menstruasi setidaknya sekali dalam masa reproduktifnya,” ujar dr. Dwi Priangga, SpOG dalam seminar Sehat Reproduksi Milik Segala Usia, yang digelar Bamed Women’s Clinic, di Thamnak Thai Resto, Jakarta Pusat, 25 April 2017.
Ia menambahkan, keluhan paling umum saat menstruasi adalah rasa nyeri. “Rasa nyeri berlebihan atau dismenore sekunder adalah salah satu gejala adanya gangguan faktor fisik, bisa berupa mioma, polip maupun keganasan.”
Memeriksakan diri dan berkonsultasi pada dokter sangat dianjurkan bila Moms memiliki keluhan yang berkaitan dengan sistem reproduksi. Selain rasa nyeri, keluhan umum lainnya adalah perubahan siklus dan pendarahan yang berlebihan. Bisa juga sebaliknya, darah yang keluar sangat sedikit atau bahkan tidak mengalami haid selama berbulan-bulan.
“Persiapan kehamilan atau prekonsepsi perlu dilakukan untuk mendeteksi masalah reproduksi. Idealnya meliputi identifikasi ada tidaknya faktor kebiasaan, kesehatan, sosial dan lingkungan yang bisa mempengaruhi kesuburan dan kehamilan,” ujar dr. Rully Ayu Nirmalasari, SpOG.
Dengan melakukan prekonsepsi, Moms bisa mendapatkan intervensi dan edukasi lebih cepat agar pertumbuhan janin lebih sehat nantinya. Bayangkan bila Moms baru memeriksakan kehamilan pada minggu ke-12 atau lebih dengan kondisi kesehatan reproduksi yang tidak disiapkan dengan baik. Padahal periode pembentukan organ pertama sudah terjadi di usia kehamilan 3-10 minggu.
“Moms adalah arsitek untuk pembentukan si kecil. Setelah prekonsepsi, Moms perlu menjalani antenatal care , salah satunya dengan mengunjungi pelayanan antenatal sebanyak 8 kali sesuai panduan WHO 2016. Terakhir, lakukan post- natal care atau masa nifas yang dimulai sejak persalinan hingga 6-8 minggu,” tutur dr. Rully.
Post-natal care diperlukan untuk memantau proses perubahan tubuh Moms saat akan ‘back to normal’. Selain itu, berguna untuk deteksi dini bila muncul komplikasi akibat persalinan, seperti pendarahan, demam karena infeksi, nyeri pada perineum dan payudara, konstipasi hingga gangguan mental seperti depresi.