Waspada Genital Warts Yang Mengganggu
Human Papilloma Virus atau HPV, yang dikenal sebagai penyebab kanker serviks, juga menimbulkan genital warts atau kutil kelamin, Moms & Dads. Memang tipe virusnya berbeda. Kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV tipe 16 dan 18, sementara genital warts disebabkan HPV tipe 6, 11, 30, 42, 43, 44, 45, 51, 52 dan 54. Paling sering ditemui adalah HPV tipe 6 dan 11. Moms atau Dads sama-sama bisa tertulari dan mengalami penyakit yang akan sangat mengganggu aktivitas seksual ini.
“HPV adalah penyebab infeksi menular seksual atau IMS paling umum di dunia dan ini sudah diakui WHO. Data CDC di Amerika pada 2012 saja mencatat ada 79 juta orang yang terinfeksi, mayoritas berusia akhir belasan tahun sampai awal 20-an,” tutur dr. Dian Pratiwi, SpKK, FINSDV, FAADV, dalam acara edukasi media sekaligus peluncuran logo baru dan situs Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Pramudia, 28 Maret 2019, di Tjikini Lima Resto, Jakarta Pusat.
Ada sekitar 170 tipe HPV yang sudah dikenali, dengan sepuluh diantaranya adalah penyebab genital warts. Data WHO 2012 menunjukkan, tingkat kejadian penyakit ini cukup tinggi, yaitu 1 kasus baru kutil kelamin didiagnosa setiap detiknya atau sekitar 89.192 kasus baru kutil kelamin didiagnosa di dunia setiap harinya. Deteksi dini, diagnosis yang tepat, kepatuhan berobat serta berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit dan kelamin yang berpengalaman menjadi faktor keberhasilan pengobatannya.
Seperti apa sebenarnya penyakit kutil kelamin yang bisa menjadi ko-faktor kanker ini? Pendiri dan CEO Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Pramudia, dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV, menjelaskan, “Pasien yang terinfeksi kutil kelamin, biasanya tidak memiliki keluhan sama sekali atau bersifat asimptomatik. Gejala klinis yang terlihat hanya berupa tonjolan pada kulit seperti kutil, yang berbentuk rata atau flat atau sering menyerupai bentuk kembang kol atau cawliflower-like.”
Ia menambahkan, kutil kelamin dapat bersifat tunggal dan sering bertambah banyak atau menyebar dalam waktu singkat di area kelamin hingga anus. Biasanya ditularkan melalui kontak seksual maupun skin to skin contact area genital. Itu sebabnya Moms dengan kutil kelamin berisiko menularkannya kepada si kecil saat persalinan normal. Faktor risiko penyakit ini adalah aktif secara seksual, imunitas rendah atau HIV seropositive, memiliki riwayat IMS, merokok dan mengkonsumsi alkohol yang mempengaruhi kekebalan tubuh.
“Kutil kelamin memang tidak berbahaya dan tidak mengganggu kesehatan secara umum, namun dapat mempengaruhi aspek psikologis pasien yang berarti, seperti malu, cemas, marah, hingga stress dan dapat menimbulkan kanker serviks pada penderita wanita serta kanker daerah anogenital dan orofaring,” papar dr. Anthony.
Ada beberapa cara pengobatan kutil kelamin, mulai dari cara operatif hingga non operatif. Pemilihan pengobatan biasanya tergantung pada luas serta lokasi timbulnya penyakit. Keberhasilan pengobatan sangat tergantung pada deteksi dini, diagnosis, dan pemilihan pengobatan yang tepat dan benar oleh dokter spesialis kulit dan kelamin. “Selama pengobatan, pasien dilarang untuk berhubungan seksual dan sebaiknya pasangan juga ikut berobat untuk menghindari penularan kembali,” jelasnya.
Pencegahan dapat dilakukan dengan perilaku seks aman dan vaksinasi HPV untuk tipe 6 dan 11 di usia pra remaja. Terbatasnya pengetahuan, rasa malu dan keenganan memeriksakan diri menjadi kendala deteksi dan penanganan penyakit ini. Untuk membantu Moms & Dads memahaminya, Klinik Pramudia meluncurkan situs www.Pramudia.co.id, yang juga bertujuan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.