Vaksinasi Rubella Cegah Kelainan Jantung Bawaan
|Kelainan jantung bawaan menurut WHO adalah kelainan bawaan paling umum di dunia. Data riset Global Burden of Disease Study dan Collaborator menyebut, pada 2015 ada sekitar 48, 9 juta orang dengan penyakit jantung bawaan di dunia. Kasus dan penyebabnya bisa sangat beragam. Kabar baiknya, kelainan ini sebenarnya bisa dicegah terutama bila tidak ada faktor risiko genetik.
“Kalau ibu atau keluarga kandung lainnya memiliki riwayat masalah jantung bawaan, kemungkinan si kecil mengalaminya tidak bisa kita ubah,” ujar dr. Siska Suridanda Danny, SpJP (K), Deputy Head of Communication Information and Education Dept., Yayasan Jantung Indonesia atau YJI. Tetapi faktor risiko lain masih bisa dihindari atau dikendalikan. Menurut dr. Siska, faktor-faktor itu antara lain:
- Infeksi saat kehamilan, terutama infeksi rubella. Infeksi rubella akan mengganggu proses pembentukan jantung saat masih dalam fase embryo sehingga si kecil lahir dengan gangguan atau cacat jantung serius.
- Diabetes yang diidap Moms. Kelainan struktur jantung si kecil bisa terjadi bila Moms tidak dapat mengendalikan kadar gula darah, termasuk pada Moms yang mengalami diabetes gestasional.
- Faktor lingkungan, seperti polusi udara dan asap rokok walaupun sulit ditelusuri.
Selain itu, beberapa sumber menyebut faktor mal nutrisi dan obesitas pada Moms juga dapat memperbesar risiko si kecil mengalami kelainan jantung bawaan. Ada pula yang menyebut faktor pernikahan antar kerabat dan konsumsi minuman beralkohol.
“Memang biasanya bukan hanya satu penyebab, tapi interaksi berbagai macam faktor. Yang bisa kita katakan adalah hal-hal ini meningkatkan risiko, bukan secara langsung sebagai penyebabnya,” tutur dr. Siska saat ditemui di acara jumpa pers Peringatan Hari Jantung Sedunia 2017, di kantor YJI, Jakarta Pusat, 14 September.
Agar si kecil terhindar dari masalah jantung bawaan, Moms & Dads disarankan untuk mengikuti konseling pra kehamilan, bahkan lebih baik lagi bila dulu Moms & Dads tidak melewatkan konseling pra nikah. Kedua konseling ini bermanfaat untuk mencari faktor-faktor risiko Moms yang bisa diperbaiki. Misalnya, Moms pernah mengalami infeksi virus atau mikroorganisma, mengalami anemia, diabetes, dan lainnya.
“Bila ada infeksi atau anemia, sebaiknya diperbaiki dulu. Ada banyak hal yang bisa dioptimalkan sebelum memulai kehamilan agar mendapat hasil terbaik. Moms sebaiknya melakukan check list kesehatan sebelum merencanakan kehamilan. Lakukan juga imunisasi untuk penyakit-penyakit menular yang bisa terjadi saat ini, termasuk vaksinasi rubella,” saran dokter spesialis jantung ini.
Kelainan jantung bawaan bisa sangat bervariasi pada si kecil, berbeda dengan masalah jantung koroner. Untuk kasus ringan, seperti adanya lubang antara ruang jantung kanan dan kiri, tim medis dapat melakukan prosedur penutupan lubang dengan alat khusus atau kateterisasi tanpa pembedahan. Tetapi bila kelainannya kompleks, misalnya ada kebocoran ditambah ruang yang terputar dan penyempitan, si kecil harus menjalani tindakan operasi.
“Operasi jantung anak tingkat kesulitannya sangat tinggi, dokter yang bisa melakukan tidak banyak dan biayanya sangat mahal. Sekarang ini di YJI, daftar tunggu antrian operasi jantung anak bisa mencapai 6 bulan, bahkan ada yang sampai satu tahun. Untuk kasus urgent, kami bekerjasama dengan beberapa rumah sakit swasta yang antriannya lebih pendek, tapi biayanya lebih tinggi. Itu sebabnya YJI perlu menggalang donasi dari berbagai pihak untuk operasi jantung anak dari keluarga kurang mampu,” papar dr. Siska. So, Moms & Dads, lebih baik mencegah agar si kecil tidak sampai mengalaminya.