Tips Membuat Kakak Adik Akur
|Kakak adik yang sering berantem tentunya bikin pusing. Bagaimana membuat mereka lebih akur dan mengatasi perselisihan dengan lebih tenang? Sepertinya Moms & Dads perlu menjalankan beberapa saran berikut:
- Buat aturan dasar perilaku yang bisa diterima di rumah. Misalkan tidak boleh memukul dan memaki , dilarang mengolok-olok, berteriak atau membentak dan membanting pintu. Tentukan konsekuensinya bila mereka melanggar dan terima juga masukan dari mereka. Aturan ini mengajarkan si kecil untuk bertanggung jawab atas perbuatannya.
- Jangan biarkan si kecil berpikir semuanya harus serba sama dan adil karena kadang-kadang ada anak yang membutuhkan sesuatu lebih dari yang lain.
- Berikan perhatian pada masing-masing anak sesuai kebutuhan dan tidak menyamaratakan. Misalkan si kakak suka kegiatan outdoor sementara si adik lebih memilih bermain di rumah. Moms & Dads dapat bergantian meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan yang mereka sukai.
- Pastikan setiap anak memiliki waktu dan ruang untuk melakukan hobinya sendiri. Seimbangkan dengan waktu mereka bersama.
- Tunjukkan pada mereka cinta Moms & Dads tidak terbatas untuk mereka. Buat mereka tahu bahwa mereka dilindungi, penting, dicintai dan kebutuhan mereka akan dipenuhi.
- Luangkan waktu untuk beraktivitas bersama seluruh keluarga. Misalkan bermain di taman, menonton TV bareng, memasak bersama dan lainnya. Pastikan kakak adik mendapat perhatian yang sama dan tidak berkonflik.
- Bila kakak adik sering bertengkar karena hal yang sama, misalkan rebutan video games dan remote TV, buat jadwal untuk masing-masing anak yang harus mereka patuhi. Bila tidak berhasil, Moms bisa melarang mereka berdua mengaksesnya.
- Kadang si kecil berantem untuk menarik perhatian Moms & Dads. Bila ini yang terjadi, tinggalkan mereka sehingga tak ada lagi yang mereka ributkan. Serahkan mereka dalam pengawasan orang dewasa lain yang bisa berpikir lebih jernih saat itu hingga situasi membaik.
- Minta bantuan ahli bila pertengkaran mereka seperti tak ada habisnya, membahayakan fisik, membuat depresi, mempengaruhi rasa percaya diri hingga mengancam keutuhan keluarga.