Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Tips Atasi Tantrum

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Mulai usia satu tahun ke atas, si kecil semakin sering mengeksplorasi emosinya sendiri. Di periode ini juga Moms & Dads akan menghadapi kemarahan si kecil yang berlebihanalias tantrum. Tantrum umumnya terjadi di usia 1-4 tahun, tapi bisa juga hingga usia 5 tahun. Biasanya kondisi ini dipicu oleh keinginan yang tidak terpenuhi.

Usia satu tahun ke atas, si kecil sudah mengerti kata-kata sederhana, termasuk kata larangan, seperti ‘jangan’ atau ‘tidak boleh’. Wajar bila ia merasa marah ketika dilarang melakukan keinginannya. Tapi Moms & Dads jangan sekali-kali memenuhi keinginan anak saat tantrum karena itu akan membuat si kecil terus melakukannya sebagai strategi untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

Apa yang sebaiknya dilakukan? Berikut beberapa tips yang bisa Moms & Dads terapkan untuk mengatasinya:

Biarkan. Dokter spesialis anak Jay Hoecker, MD, dari Rochester, Minnesota, mengungkap selama marah berlebihan, si kecil tidak bisa berpikir. Emosi mengambil alih kemampuan cortex bagian depan otak, yang biasanya membuat keputusan dan penilaian. Tak ada gunanya berusaha menenangkan dan menjelaskan pada si kecil mengapa ia tidak bisa mendapatkan keinginannya. Jadi, tunggu sampai  ia lebih tenang sebelum Moms & Dads mengajaknya berbicara dengan perlahan.

Berikan ruang. “Kadang anak butuh melampiaskan kemarahan. Jadi biarkan saja,” ujar Linda Pearson, perawat sekaligus penulis The Discipline Miracle. Yang perlu Moms & Dads lakukan adalah memastikan si kecil aman dan tidak menyakiti diri sendiri. Bila ia menangis berguling-guling di tengah keramaian, sebaiknya angkat dan bawa dia ke tempat yang lebih sepi. Bila ia suka membenturkan kepala, alasi dengan bantal dan jauhkan dari tembok. Membiarkan si kecil melampiaskan amarah, menurut Linda Pearson, akan membuatnya lebih mampu mengendalikan emosi di hari berikutnya.

Ciptakan pengalih perhatian. Langkah ini bisa dilakukan untuk mencegah tantrum dan menjadi trik favorit para Moms. Pengalih perhatian bisa berupa mainan, makanan dan lainnya. Contohnya saat si kecil ingin makanan tertentu yang tidak Moms perbolehkan di supermarket. Sebelum kemarahannya pecah, Moms segera menawarkan makanan lain yang lebih baik untuknya dengan antusias dan sedikit permainan, seperti mencari rasa atau gambar tertentu.

Memeluk. Peluklah dia di tengah tangisan atau kemarahan hebatnya. Peluk erat tanpa mengatakan apapun sehingga si kecil merasa aman dan tahu Moms atau Dads sangat mempedulikannya, meskipun saat itu tidak memenuhi keinginannya.

Membawanya pergi. Meninggalkan tempat  yang membuat ia menangis berlebihan akan lebih menenangkannya. Tempat berubah, sikap pun akan mulai berubah.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *