Tes Kesehatan Pada Bayi Baru Lahir
Meski terlihat sehat secara fisik, bayi yang baru lahir tetap perlu menjalani tes kesehatan. Tes kesehatan yang rutin dilakukan adalah pemeriksaan untuk mengetahui golongan darah, tipe rhesus dan ada tidaknya antibodi yang dapat menyerang sel darah merah si kecil. Hal ini diungkapkan oleh dr. Setyadewi Lusyati, SpA(K), Konsultan Neonatologi dari RSAB Harapan Kita Jakarta. Meski tergolong penting, tes kesehatan pada bayi sebaiknya dilakukan setelah bayi berusia tiga hari. Adapun tes pada bayi baru lahir yang sudah sering dilakukan di Indonesia adalah:
TSH
TSH adalah tes darah di laboratorium untuk memastikan apakah si kecil mengalami kelainan hipotiroid bawaan atau tidak.
G6PD
G6PD Neonatus merupakan pemeriksaan yang bertujuan untuk melihat ada tidaknya kelainan kekurangan enzim G6PD. Enzim ini sangat berguna untuk mempertahankan umur sel darah merah. Jika seseorang kekurangan G6PD, terutama pada bayi, maka sel darah merah akan berumur pendek. Padahal sel darah merah memiliki banyak fungsi seperti mensuplai oksigen ke otak dan sel-sel tubuh lain. Bila sel darah merah berumur pendek fungsinya akan menjadi kurang maksimal. Kurangnya suplai oksigen ke otak akan mengakibatkan komplikasi neurologik atau kelainan syaraf yang cukup berbahaya bagi si kecil.
APGAR
Sebelum tes G6PD dilakukan, si kecil yang baru lahir juga harus melalui tes APGAR, yaitu tes untuk mengetahui apakah bayi mengalami asfiksia atau tidak. Asfiksia akan terjadi bila bayi mengalami hipoksia (kekurangan oksigen) pada saat sebelum lahir atau masa persalinan. APGAR juga merupakan pemeriksaan pertama yang dilakukan kepada bayi ketika baru lahir, yang dilakukan di dalam kamar bersalin. Pemeriksaan ini secara cepat akan mengevaluasi keadaan fisik bayi baru lahir dan sekaligus mengenali adanya tanda-tanda darurat yang memerlukan dilakukannya tindakan segera. Tes APGAR dilakukan segera setelah bayi lahir, yaitu pada 1 menit pertama dan selanjutnya dilakukan evaluasi pada menit kelima setelah lahir. Bila dalam penilaian pada menit kelima tidak terlampau baik, maka biasanya dokter akan melakukan evaluasi ulang pada menit ke-10. Penilaian APGAR sendiri meliputi : hitung frekuensi jantung dalam satu menit; bayi menangis spontan atau tidak; pergerakan tangan apakah aktif atau lemas; warna kulit dan pola pernafasan.
Related Posts
-
Popok Kering, Bayi Tersenyum Ceria di Pagi Hari
No Comments | Mar 12, 2015
-
Mengganti Popok Tanpa Heboh
No Comments | Apr 15, 2016
-
Perlu Ekstra Pelembab Untuk Kulit Bayi
No Comments | Sep 6, 2017
-
Pertumbuhan Bayi Umur Satu Bulan
No Comments | Apr 20, 2016