Tanpa Kasih Sayang Ayah, Ini 8 Dampak Fatherless Terhadap Tumbuh Kembang Anak
|
Fatherless bukan hanya bisa terjadi saat seorang ayah meninggal atau saat pasangan bercerai. Di masa yang serba sibuk saat ini, banyak anak yang kurang mendapat kasih sayang ayah. Mereka pun harus mengalami dampak fatherless terhadap tumbuh kembangnya.
Banyak alasan yang melatarbelakangi absennya seorang ayah dalam tumbuh kembang anak. Mulai dari kesibukan hingga kurangnya kesadaran akan pentingnya peran ayah dalam kehidupan seorang anak.
8 Dampak Fatherless untuk Tumbuh Kembang Anak
Saat hal itu terjadi, ada beberapa dampak negatif yang bisa terjadi pada anak. Di antaranya adalah:
1. Menurunnya kemampuan komunikasi
Awal kehidupan anak merupakan masa-masa yang penting untuk anak belajar berkomunikasi. Seorang anak dengan ayah dan ibu yang berperan aktif memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik dibandingkan anak yang mengalami fatherless.
Anak berkomunikasi bukan hanya dengan ucapan dan kata-kata, tetapi juga dengan ekspresi wajah, nada suara, dan gestur tubuh. Saat ayah dan ibu bersama, anak bukan hanya belajar berkomunikasi secara langsung, tetapi ia juga akan mempelajarinya saat melihat ayah dan ibunya berbicara.
2. Penurunan kemampuan kognitif
Sebuah studi yang dilakukan oleh McGill University tahun 2013 menunjukkan bahwa anak-anak dengan ayah yang tidak hadir memiliki penurunan kemampuan kognitif. Hal tersebut kemudian menyebabkan kecenderungan untuk bolos sekolah, nilai akademis yang rendah, dan kesulitan dalam mengambil keputusan.
Agar hal ini tidak terjadi, anak-anak yang terpaksa tumbuh tanpa ayah bisa didorong untuk melakukan banyak hal untuk mendukung kemampuan kognitifnya, seperti bermain catur, memecahkan teka-teki, dan belajar hal baru secara konsisten.
3. Masalah sosial dan perilaku
Anak-anak yang tumbuh tanpa ayah sering bergumul dengan permasalahan sosial. Merasa ditolak dan kurang dicintai ayah, membuat mereka kemudian merasa takut ditinggalkan dan bergumul dengan kepercayaan, komitmen, hingga keintiman.
Ketidakhadiran sosok ayah juga sering menimbulkan masalah perilaku. Mereka tidak tahu bagaimana mengatasi kemarahan atau kecemasan mereka. Terutama jika kemampuan komunikasi mereka tidak baik, sehingga mereka cenderung menyerang orang lain untuk menyelesaikan masalah.
4. Masalah kesehatan mental
Anak-anak dengan ayah yang tidak hadir akan tumbuh tanpa rasa aman yang seharusnya diberikan oleh seorang ayah. Kehadiran dan cinta ayah memberi anak pemahaman yang lebih besar tentang identitas dan rasa memiliki.
Saat hal itu tidak didapatkan, anak akan merasa ‘kosong’ dan mengalami kondisi mental yang tidak stabil. Akhirnya, anak akan menderita kecemasan dan berisiko lebih besar untuk mengalami depresi.
5. Masalah kesehatan dan perilaku seksual
Fatherless juga akan membuat anak mengalami penurunan perkembangan di korteks prefrontal, hingga kemudian membuat mereka menjadi impulsif. Hal tersebut selanjutnya membuat kemampuan mereka untuk melihat konsekuensi jangka panjang melemah.
Banyak yang kemudian melakukan aktivitas seksual di usia muda. Mereka pun akhirnya harus menanggung konsekuensi mengerikan, termasuk kehamilan remaja. Anak perempuan yang tumbuh tanpa ayah dapat mengalami gangguan dalam hubungan asmara dan melihat hubungan seks sebagai cara untuk mendapatkan cinta dari laki-laki.
6. Kenakalan dan kejahatan remaja
Di Amerika, 85 persen remaja di penjara tidak memiliki ayah. Tak hanya itu saja, anak yang kurang mendapat kasih sayang ayah juga lebih cenderung menyerang dan masuk penjara di masa dewasa kelak. Mereka seringkali melakukan kejahatan sebagai langkah untuk mendapatkan perhatian dan validasi.
7. Penyalahgunaan narkoba dan alkohol
Anak-anak yang mengalami fatherless juga lebih cenderung merokok, minum alkohol, dan menyalahgunakan narkoba di masa anak-anak atau dewasa. Dengan adanya fakta tersebut, meyakinkan kita bahwa menjauhkan anak dari narkoba bukan hanya mengawasi pergaulan anak, tetapi juga dengan memberikan kasih sayang yang cukup.
8. Risiko eksploitasi dan pelecehan
Anak dengan kondisi fatherless berisiko lebih besar untuk mengalami pelecehan fisik, emosional, dan seksual. Mereka bahkan lima kali lebih mungkin untuk mengalami pelecehan fisik dan penganiayaan emosional, dengan risiko pelecehatan fatal seratus kali lebih tinggi. Sebuah studi juga melaporkan bahwa anak-anak prasekolah yang tidak tinggal dengan kedua orang tua kandung mereka 40 kali lebih mungkin untuk mengalami pelecehan seksual.
Nah itulah beberapa fakta mengenai dampak fatherless terhadap tumbuh kembang anak. Semoga informasi ini membuat para Dad menjadi lebih perhatian pada anak dan memberikan kasih sayang yang cukup.