Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Syarat Sarapan Sehat

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Pagi-pagi sebelum berangkat sekolah, sarapan sangat dianjurkan buat si kecil untuk menjaga stamina dan daya konsentrasinya. Tentunya bukan asal sarapan ya, Moms & Dads. Ada yang menganggap minum segelas susu saja di pagi hari sudah cukup atau cukup makan roti saja.

Seperti menu makanan di jam makan lainnya, sarapan sehat pun ada syaratnya.  Prof. Dr. Hardinsyah MS dari Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia atau Pergizi Pangan menjelaskan, sarapan sehat dilihat dari jenis makanan, jumlah, mutu pengolahan dan waktunya.

“Sarapan harus mengandung karbohidrat, protein dan satu unsur vitamin atau mineral dari sayuran atau buah. Sayuran atau buah ini yang biasanya tidak ada dalam menu sarapan kita,” paparnya.

Prof. Hardinsyah menjelaskan porsi sarapan cukup 1/6  – ¼ kebutuhan makan sehari. Mutu yang baik misalnya, sarapan tidak digoreng dengan minyak bekas atau pilih telur rebus ketimbang telur mata sapi yang digoreng. Mengenai waktunya, ia menganjurkan sarapan sebelum beraktivitas fisik atau belajar. “Kalau pas libur kita bangun siang, usahakan sarapan sebelum jam 9 pagi,” sarannya.

Minum air putih yang cukup juga sangat dianjurkan. Biasakan minum segelas air putih setiap bangun tidur dan minum segelas lagi setelah sarapan. “Satu jam saja tidak minum setelah makan, kita bisa pusing,” ujar Prof. Hardinsyah.

Sarapan sehat juga mampu mengendalikan berat badan. Biasanya, orang yang sarapan teratur lebih cenderung memiliki berat badan ideal dibanding orang yang tidak terbiasa sarapan. Melewatkan waktu makan pagi hanya akan membuat kita makan berlebihan di siang hari.

Selain itu, sarapan sehat juga menunjang kebutuhan nutrisi anak. Saat ini masih banyak anak Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya yang mengalami kekurangan nutrisi mikro, seperti zat besi, zinc, kalsium, vitamin D, B12, B9 dan lainnya yang mampu mencegah anemia dan gangguan pertumbuhan. “Anemia membuat anak lemah, lesu dan tidak fokus belajar. Kekurangan nutrisi juga membuat berat dan tinggi ideal sulit dicapai,” tutur Prof. Hardiansyah usai ajang International Symposium on Food and Nutrition atau ISFAN 2015 di Jakarta.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *