Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Si Kecil Intoleransi Laktosa? Ini Solusinya

Foto : Istimewa
Foto : Istimewa

Perut si kecil kembung dan sering buang angin setelah minum susu? Atau bahkan muntah dan diare? Bisa jadi si kecil intoleransi laktosa, Mom.  Apakah itu? Intoleransi laktosa adalah kondisi tubuh seseorang yang tidak menghasilkan enzim laktase dalam jumlah cukup untuk mengubah laktosa pada produk susu dan olahannya, menjadi glukosa dan galaktosa agar bisa diserap dan digunakan sebagai sumber energi. Laktosa yang tidak tercerna akhirnya masuk ke usus besar dan terfermentasi oleh bakteri sehingga menimbulkan keluhan seperti perut kembung, kram perut, mual, diare dan sering buang angin.

Kondisi ini berbeda dengan alergi susu, Mom. Alergi susu terjadi akibat reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap protein yang terdapat pada susu. Bukan hanya gangguan saluran pencernaan, alergi susu juga dapat menimbulkan reaksi atau gejala lain, seperti ruam kemerahan yang terasa gatal dan sesak napas.

Baik intoleransi laktosa maupun alergi susu sama-sama membuat tubuh tidak mendapatkan nutrisi penting yang dimiliki susu dan produk olahannya. Bahkan menurut National Institute of Diabetes dan Digestive and Kidney Disease (2014), gejala intoleransi laktosa yang terus berulang, akan berdampak terhadap pertumbuhan anak dan bisa menyebabkan gizi kurang.

Menurut dokter umum, dr. Adam Prabata, selain protein, susu mengandung kalsium, vitamin A, B12 dan vitamin D.  “Protein dalam susu dan produk olahan susu merupakan sumber nutrisi yang esensial bagi pertumbuhan anak,” jelas dr. Adam Prabata.

Mom & Dad mungkin sulit untuk mengetahui apakah bayi Mom & Dad mengalami gejala intoleransi laktosa atau alergi susu. Salah satu cara untuk memastikannya, menurut dr. Adam Prabata, adalah dengan mengeliminasi semua produk susu dari makanan si kecil selama dua minggu dan terus amati apakah gejalanya membaik atau tidak. Setelah dua minggu, perlahan-lahan perkenalkan kembali produk dalam jumlah kecil setiap harinya untuk melihat apakah gejalanya kembali. Dokter anak juga dapat menguji intoleransi laktosa dengan tes napas hidrogen.

“Jika anak Anda memiliki intoleransi laktosa, mereka masih bisa mengonsumsi produk bebas laktosa termasuk susu bebas laktosa, keju dan yogurt. Selain itu, anak Anda bisa mendapatkan kalsium dari sayuran berwarna hijau seperti bayam, brokoli dan kangkung, kacang-kacangan (almond), dan ikan (sarden, salmon). Hanya saja, Anda perlu memastikan jumlah asupan kalsium dan vitamin D mereka, sesuai dengan yang direkomendasikan untuk dikonsumi anak setiap harinya,” tutur dr. Adam Prabata.

Berikut kebutuhan kalsium dan vitamin D si kecil, sesuai usia:

  • Usia 0-6 bulan: 200 mg kalsium dan 400 IU vitamin D
  • Usia 7-12 bulan: 260 mg kalsium dan 400 IU vitamin D
  • Usia 1-3 tahun: 700 mg kalsium dan 600 IU vitamin D
  • Usia 4-8 tahun: 1000 mg kalsium dan 600 IU vitamin D.

Saat ini brand Cimory telah menghadirkan Susu UHT Cimory Bebas Laktosa, sehingga bisa menjadi pilihan untuk si kecil yang intoleransi laktosa, disesuaikan dengan usianya. Susu UHT Cimory Bebas Laktosa mengandung 100% kebaikan susu sapi namun bebas laktosa, segar, creamy dan manis alami karena kekecewaan umum konsumen ketika mengonsumsi susu bebas laktosa adalah rasa dan teksturnya yang tidak seperti susu biasa.

“95% orang Asia menderita intoleransi laktosa dan Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan tingkat intoleransi laktosa tertinggi. Hal ini menandakan tingginya kebutuhan produk susu bebas laktosa. Susu UHT Cimory Bebas Laktosa diproduksi dengan penambahan enzim laktase agar kemudian mudah diresap oleh tubuh menjadi sumber energi, sehingga mereka yang tidak toleran laktosa, bisa tetap memenuhi kebutuhan nutrisi yang terdapat pada susu dengan aman dan nyaman,” ungkap Lidwina Tandy, Marketing Manager Cimory.

Farell Sutantio, Presiden Direktur Cimory menjelaskan, “Cimory  sebagai produsen produk makanan dan minuman kemasan berbasis susu, mengedepankan riset, inovasi dan ilmu pengetahuan sehingga sebagai perusahaan, Cimory bisa terus beradaptasi dengan perubahan dan tren yang terjadi. Intoleransi laktosa dapat membuat anak Anda sangat tidak nyaman, tetapi perubahan kecil dalam pola makan anak Anda dapat membantu mengatasi masalah tersebut. Dalam hal ini, produk terbaru Cimory yaitu Susu UHT Cimory Bebas Laktosa, hadir sebagai solusi untuk mendukung kecukupan gizi anak yang tidak toleran laktosa.”

Informasi selengkapnya tentang Susu UHT Cimory Bebas Laktosa bisa Mom & Dad lihat di website resmi https://cimory.com/ atau follow Instagram, https://www.instagram.com/cimoryindonesia/. Produknya juga sudah bisa ditemui di berbagai minimarket, supermarket dan toko-tokot terdekat.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *