Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Sindrom Baby Blues VS Bipolar

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Moms, setelah melahirkan kadar hormon yang meningkat selama hamil, kembali menurun drastis. Pada beberapa Moms ini bisa menyebabkan sindrom baby blues. Moms mendadak merasa kuatir, menangis tanpa sebab jelas, murung, dan semakin merasa tertekan karena tidak bisa merawat si kecil secara maksimal.

Sindrom baby blues biasanya hilang dengan sendirinya. Walaupun begitu, tentu Moms perlu mendapat dukungan dan perhatian dari orang sekitar, terutama Dads, untuk mengatasi rasa kuatir berlebihan. Dads juga perlu waspada bila emosi Moms tidak membaik setelah lebih dari dua minggu karena kemungkinan Moms mengalami depresi postpartum, yang lebih berat dari baby blues.

“Depresi postpartum adalah salah satu tanda bipolar. Banyak wanita yang baru menunjukkan gejala bipolar setelah melahirkan,” ujar Dr. dr. Nurmiati Amir, Sp. KJ (K) saat seminar Gangguan Bipolar VS Fenomena Bunuh Diri di Kota Besar, 22 Juni, di Jakarta.

Bipolar tentunya sangat berbeda dengan sindrom baby blues. Bipolar ditandai dengan emosi  atau mood yang berfluktuasi secara ekstrim. Jadi, setelah Moms depresi berat, mendadak bisa berubah manic atau bersemangat berlebihan. Kondisi manic akan bertahan selama minimal empat hari sebelum mood Moms kembali berubah dan terus berulang.

Bagaimana menanganinya? Dokter akan tetap memberikan obat anti depresan walaupun berpengaruh pada kualitas ASI. Agar si kecil tetap bisa mendapatkan ASI dan Moms tidak semakin depresi karena tidak bisa menyusui, biasanya dokter akan menyarankan obat dengan waktu paruh panjang, hingga 12 jam.

“Kelekatan Moms dengan bayinya dimulai saat menyusui. Anak akan merasakan kehangatan dan dekapan ibunya ketika disusui. Kita tidak bisa memisahkan antara ibu dan anak hanya karena tidak bisa menyusui akibat baby blues atau bipolar,” ujar Dr. Nurmiati.

“Tapi obat anti depresan tetap perlu diberikan. Moms bisa menyiasati dengan memperhatikan waktu paruh obat. Misalkan dengan membuang ASI yang kemungkinan mengandung obat dan menyimpan selebihnya untuk terus diberikan pada bayi. Manfaat ASI dan efek psikologis menyusui akan membantu anak sekaligus Moms,” tambahnya.

Dr. dr. Nurmiati Amir, Sp. KJ (K)
Dr. dr. Nurmiati Amir, Sp. KJ (K)

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *