Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

RSCM Kencana Buka Layanan Kesehatan Berbasis One-stop Service

Ilustrasi dari freepik.com
Ilustrasi dari freepik.com

RSCM Kencana pada Selasa, 27 Oktober 2020 meluncurkan layanan terbarunya yaitu Layanan Men’s Health and Couple’s Well-being Clinic RSCM Kencana. Layanan ini merupakan layanan klinik kesehatan pria dan pasangan dengan pedekatan multidisiplin berbasis one-stop service pertama di Indonesia. Dengan keberadaan klinik ini, diharapkan dapat menjawab kebutuhan pasien akan ketersediaan layanan kesehatan fisik dan mental pria maupun pasangan di Indonesia. Masyarakat dihimbau untuk segera berkonsultasi ke dokter jika mengalami gangguan kesehatan pria dan pasangan, khususnya di bidang reproduksi dan seksual. 

Dr. Lies Dina Liastuti, SpJP (K), MARS, Direktur utama RSUPN Mangunkusumo dalam sambutan virtual press mengatakan “Salah satu langkah untuk menjaga kualitas layanan sekaligus mengendalikan penularan COVID-19 di rumah sakit adalah implementasi strategi yang komprehensif dan berbasis data. Kami menyediakan layanan rawat intensif, hemodialisa, kamar operasi, dan berbagai fasilitas pemeriksaan penunjang. RSCM juga berinovasi dengan berbagai teknologi dan aplikasi agar pasien dapat menjadwalkan dirinya secara daring sebelum berkunjung, salah satunya dengan aplikasi RSCMku dan dapat diunduh di playstore. Dengan demikian, pasien non-COVID-19 yang dating berkunjung memiliki risiko paparan yang lebih rendah.”

Layanan berbasis one-stop service ini merupakan terobosan baru dari RSCM, karena sangat di butuhkan bagi pasien dengan masalah seksual dan reproduksi pria dan pasangan. Pelayanan yang di berikan juga menjamin area pelayanan bebas dari COVID-19 dengan melakukan pemeriksaan yang rutin dan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Hal tersebut guna untuk memastikan keamanan pelayanan. Kelebihan dari program clinic ini juga menjamin sesuai visi rumah sakit untuk menolong dan memberikan pelayanan terbaik.

Untuk masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan dibagian reproduksi dan seksualnya untuk pria dan pasangannya diharapkan dengan dibukanya klinik layanan Men’s Health and Couple’s Well-being Clinic dapat membantu mencarikan solusi masalah yang dipunya sesuai dengan ilmu kedokteran yang sudah terbukti agar masyarakat merasa nyaman dan tenang dengan layanan ini. 

Ponco Birowo, SpU (K), Dokter Subspesialisasi Andrologi dan Urologi FKUI-RSCM dan Tim Men’s Health and Couple Well-being Clinic RSCM Kencana menjelaskan, “Selain tenaga medis yang mumpuni, untuk menunjang pelayanan, Departemen Urologi juga sudah mempersiapkan berbagai alat, baik untuk diagnosis maupun terapi, dengan teknologi terbaru untuk menunjang berbagai tindakan yang telah tersedia antara lain; USG doppler, ESWT, Rigiscan, Vacuum erectile device, Prostesis/implan penis, Operasi pengambilan sperma (PESA/MESA/TESE), mikroligasi varikokel dan injeksi intracavernosa. Alat dan fasilitas yang dimiliki oleh Departemen Urologi terbilang salah satu yang paling lengkap di Indonesia. Ditujang dengan keterlibatan berbagai dokter spesialis multidisiplin yang ahli di bidangnya, diharapkan pasien akan mendapat pengalaman terbaik selama ditangani di Men’s Health and Couple’s Well-being Clinic.”

Dr. dr. Nur Rasyid, SpU (K), Departemen Medik Urologi FKUI-RSCM, mengatakan salah satu layanan yang diberikan di Men’s Health and Couple Well-being Clinic adalah penanganan Disfungsi Ereksi (DE). DE merupakan bagian dari disfungsi seksual pada pria melibatkan proses yang kompleks, yaitu system syaraf, hormone, dan pembuluh darah. Sebesar 52% pria berusia 40-70 tahun sudah mengalami gejala DE. Di Indonesia, prevalensi DE pada populasi berusia 20-80 tahun cukup tinggi, yaitu 35.6%, dengan angka kejadian yang meningkat seiring bertambahnya usia.

“Dalam manajemen DE, pemeriksaan komprehensif untuk menentukan faktor penyebab dan selanjutnya memilih terapi yang tepat dan optimal. Sebelum melakukan prosedur terapi, perlu adanya pemahaman akan ekspektasi pasien sehingga terapi yang dipilih nantinya sudah dipahami dengan baik. Berapapun derajat DE yang dialami oleh pasien, manajemen DE selalu dimulai dari 3 hal, yaitu terapi penyebab DE yang bisa disembuhkan (curable), eliminasi faktor risiko dengan modifikasi gaya hidup, serta edukasi dan konseling pasien dan pasangan. Setelah itu, dapat dilakukan terapi yang bersifat spesifik untuk tiap-tiap pasien, berkaitan dengan toleransi, invasiness (operatif vs non-operatif), efektivitas, biaya, keamanan, dan ekspektasi pasien.” lanjutnya.

Difungsi seksual perlu melakukan konsultasi dengan psikiater agar diketahui secara dini masalah kesehatan jiwa yang mungkin ada sehingga dapat diberikan tatalaksana yang sesuai. Tatalaksana pada bidang psikiatri diberikan konsep biopsikososial seperti terapi bersifat biologik, Adanya  psikoterapi suportif yang tujuannya mempertahankan sistem ego agar berfungsi baik serta memiliki rasa percaya diri yang optimal.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *