Repotnya Menghadapi Si ‘PICKY EATER’
|“Pokoknya aku cuma mau makan nugget, yang lain no way!!!” Itu kata-kata yang kerap kita dengar terlontar dari mulut si kecil. Bayangkan, dari sarapan pagi, makan siang, hingga makan malam, si kecil maunya menu yang itu-itu saja, hanya nugget, dan itu berlangsung berhari-hari. Pokoknya kalau tidak ada nugget, ia akan mengunci rapat mulutnya, alias mogok makan.
Mommy tentunya dibuat senewen dengan kondisi si kecil yang ‘picky eater’, alias memilih-milih makanan seperti ini. Tapi untuk mengatasinya, ternyata mommy hanya butuh beberapa trik saja, seperti yang diungkapkan oleh Agy Septiani, Ahli Madya Gizi dari RSU Bunda Margonda, Depok. Menurut Agy, adanya masalah anak yang ‘picky eater’, disebabkan karena variasi makanan yang diperkenalkan pada si kecil tidak cukup banyak. “Bisa jadi sejak bayi, ia terbiasa dengan rasa tertentu saja, sehingga tidak terlatih untuk merasakan menu yang lain. Akibatnya sampai besar, ia hanya mau makanan yang memiliki rasa yang sudah terbiasa di lidahnya,” tukas Agy.
Ia menambahkan, adalah kesalahan orang tua juga yang membuat anak menjadi ‘picky eater’. “Biasanya, mommy selalu menuruti kalau si kecil hanya mau makan makanan tertentu saja. Alasannya, daripada si kecil tidak makan. Padahal itu tindakan yang salah, karena akan membuat anak meneruskan kebiasaannya mengkonsumsi makanan tertentu yang menurutnya enak di lidah. Dari sinilah, pola si kecil menjadi ‘picky eater’ makin terbentuk.”
Satu lagi kebiasaan mommy yang dianggap sebagai pencetus si kecil menjadi ‘picky eater’ adalah suka memberi reward jika si kecil mau makan, atau melakukan hal yang baik, di mana reward itu berupa makanan kesukaannya. Akhirnya, makanan tersebut menjadi sesuatu yang diharapkan si kecil. Nah, sikap dan kebiasaan seperti ini akhirnya akan mengganggu pola makan si kecil.
Menurut Egy, masalah seperti ini ujung-ujungnya memang akan bermuara pada orang tua juga. Ingat!!! Si kecil adalah makhluk cerdik yang selalu punya strategi untuk ‘mengalahkan’ orang tuanya. Salah satunya, ya dengan memanipulasi ‘kelemahan’ orang tua dalam urusan makannya dengan jalan mogok makan jika tidak diberi makanan kesukaannya, misalnya. “Karenanya, sejak awal mommy dan daddy harus menanamkan pola makan yang sehat dan sesuai takaran pada si kecil, supaya ia mempunyai pola makan yang benar. Jika gangguan makan ini dibiarkan berlarut-larut, kesehatan si kecil akan terganggu. Mommy tidak mau kan memiliki putra dan putri yang kurang gizi?” kata Egy lagi.