Puck, Ajak Orang Tua Bangun Kebiasaan Sarapan Bernutrisi
|Dalam rangka Pekan Sarapan Nasional (PESAN) 2023, Arla Foods Indonesia memperkenalkan Puck Keju Oles, pendamping sarapan bernutrisi di acara press launch yang dihadiri oleh Laurent Ponty, Managing Director Arla Foods Indonesia; Desi Hendra Diani, Brand Manager Puck; dr. Juwalita Surapsari M.Gizi, Sp. GK, Dokter Spesialis Gizi Klinik; dan Intan Erlita M.Psi, Psikolog. Sejalan dengan tema PESAN tahun ini ‘Biasakan Sarapan Sejak Usia Dini Guna Mewujudkan Generasi Sehat dan Cerdas’ Puck ingin berkontribusi dalam mengkampanyekan pentingnya membangun kebiasaan makan yang baik dimulai dari sarapan.
Dalam sambutannya, Laurent Ponty, Managing Director Arla Foods Indonesia, mengatakan, “Puck merupakan salah satu merk keju oles yang diproduksi oleh Arla Foods – perusahaan susu terbesar kelima di dunia yang berbasis di Denmark – yang telah hadir sejak awal 80-an. Akan tetapi selama ini, Puck fokus dipasarkan di wilayah Timur Tengah dan telah menjadi salah satu merk keju oles pilihan masyarakat di wilayah tersebut. Melihat kesuksesan Puck di Timur Tengah, kami berpikir sudah saatnya memperluas pasar produk ini ke wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Apalagi melihat sarapan belum menjadi kebiasaan yang terbangun dalam keseharian kebanyakan masyarakat di Indonesia.”
Sebagian besar masyarakat Indonesia belum menyadari pentingnya sarapan di pagi hari. Sebagian lagi hanya sekedar mengisi perut di pagi hari tanpa mengindahkan kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsinya. Data dari Survei Diet Total (SDT) Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI tahun 2020 menunjukkan dari 25.000 anak usia 6-12 tahun di 34 provinsi, terdapat 47,7 persen anak belum memenuhi kebutuhan energi minimal saat sarapan. Bahkan, 66,8 persen anak sarapan dengan kualitas gizi rendah atau belum terpenuhi kebutuhan gizi terutama asupan vitamin dan mineral.
Desi Hendra Diani, Brand Manager Puck, “Selain memperkenalkan Puck kami pun turut serta mempromosikan kebiasaan makan yang baik yang dimulai dengan sarapan bernutrisi dan enak. Puck sebagai pendamping sarapan bernutrisi, ingin mendorong keluarga di Indonesia untuk menjadikan sarapan sebagai kegiatan yang tak terpisahkan dalam keseharian mereka. Karena kami percaya makanan sehat seharusnya praktis, mudah didapat, dan bisa dinikmati siapa saja.”
Terkait sarapan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kebiasaan makan yang baik, Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Juwalita Surapsari M.Gizi, Sp. GK mengatakan hal itu perlu dibangun sejak dini. “Dalam menyiapkan makanan yang akan dikonsumsi saat sarapan, penting untuk membiasakan sarapan bernutrisi tapi tetap enak dan menggugah selera makan anak. Dengan begitu, saat tumbuh besar, anak-anak akan terbiasa untuk makan makanan yang sehat. Siapkan menu makanan bernutrisi lengkap yang terdiri dari karbohidrat, protein hewani dan nabati, lemak, serta sayur dan buah. Orang tua perlu memperkaya ide untuk membuat sarapan bergizi namun tidak memerlukan waktu lama untuk persiapannya, buat yang simple tapi kaya gizi dan bisa dinikmati oleh anak merupakan yang utama. Contohnya adalah roti isi telur keju (egg and cheese sandwich) yang dibuat dari roti tawar di oles keju, dilengkapi dengan scramble egg serta potongan sayuran seperti tomat ataupun selada. Bantu anak untuk memiliki pola pikir sarapan sehat itu enak.”
Senada dengan Dr. Juwalita, Psikolog Intan Erlita M.Psi mengatakan, “Good eating habit, dimulai dari orang tua. Jadi jika orang tua ingin anaknya terbiasa dengan sarapan bernutrisi, maka mereka harus mencontohkan dan membiasakan sarapan sebagai bagian dari kegiatan harian mereka. Karena sarapan itu penting bagi tumbuh kembang anak. Ketika anak tidak sarapan, mereka cenderung cranky, dan sulit berkonsentrasi sehingga dalam jangka panjang bukan tidak mungkin mempengaruhi prestasi akademis anak.”
Intan menambahkan bahwa kegiatan sarapan itu harus dibuat happy dan enjoy. Orang tua harus memperhatikan makanan seperti apa yang disukai oleh anak. Bisa juga dengan melibatkan anak untuk merencanakan sarapan atau bekal yang diinginkannya. Sehingga tercipta semacam placebo effect dimana otak sudah membayangkan sesuatu yang diinginkan sehingga anak menanti-nantikan momen sarapan atau makan dengan menu favoritnya tersebut.
Dr. Juwalita mengingatkan, bahwa dalam mempersiapkan menu sarapan perlu diperhatikan juga kandungan garamnya. Batasan garam atau natrium per hari untuk anak usia 4-8 tahun adalah 1200 mg natrium atau setara dengan 3g garam (setara dengan sekitar ½ sendok teh garam). Sedangkan pada orang dewasa adalah 2000 mg natrium atau 5 g garam (setara dengan 1 sendok teh) per hari. Berasal dari susu, keju memiliki potensi membantu memenuhi kebutuhan protein dan kalsium harian. Dengan disiplin mematuhi batasan konsumsi garam, anak akan tetap bisa memenuhi kebutuhan nutrisinya dan kebiasaan makan sehat tetap dapat terpola sejak dini.
Untuk memperkenalkan Puck ke masyarakat luas, sekaligus mengedukasi pentinganya membiasakan sarapan yang bernutrisi, Puck melakukan kegiatan sarapan Bersama Puck ke sekolah-sekolah sejak November 2022. Sekitar 15,000 anak dari 75 SD di Jabodetabek sudah menikmati pengalaman sarapan bersama Puck. “Respon dari orang tua dan anak sangat menggembirakan dan memotivasi kami untuk berkreasi menghadirkan aneka ragam menu yang berbasis keju oles. Terima kasih kami atas penerimaan yang baik dari keluarga Indonesia. Kami berencana akan melanjutkan kampanye Sarapan Bersama Puck Keju Oles ini untuk mendukung kebiasaan sarapan sejak usia dini.” pungkas Desi.