Peringatan Hari Ginjal Sedunia 2016 : Hidup Sehat Sejak Sekarang
|Menurut 7th Annual Report of Indonesian Renal Registry 2014, sekitar 56% penderita penyakit ginjal kronik adalah usia produktif di bawah 55 tahun
Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) dalam rangka Peringatan Hari Ginjal Sedunia (World Kidney Day/WKD) yang tahun ini diperingati pada hari Kamis, 10 Maret 2016, mengajak seluruh lapisan masyarakat, para orang tua, petugas kesehatan, pemerintah, dan para pembuat kebijakan untuk sekali lagi menyatukan langkah guna meningkatkan kesadaran dan mengatasi penyakit ginjal pada anak. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai risiko penyakit ginjal sebagai akibat dari gaya hidup saat usia muda untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang lebih sehat.
WKD tahun ini secara global mengangkat tema Kidney Disease & Children: Act Early to Prevent It. Di Indonesia, PERNEFRI menerjemahkan tema global ini menjadi Kesehatan Ginjal & Anak : Hidup Sehat Sejak Sekarang, sesuai dengan kondisi lokal yang dihadapi anak Indonesia. Kecenderungan semakin mudanya usia penderita penyakit ginjal saat ini yang disebabkan masih kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya membiasakan pola hidup sehat dan deteksi dini penyakit ginjal pada anak, mendorong International Society of Nephrology (ISN) dan International Federation of Kidney Foundation (IFKF) mengangkat tema tersebut. Di Indonesia, peringatan WKD 2016 diselenggarakan oleh PERNEFRI dengan melakukan beberapa kegiatan seperti simposium awam, simposium dokter, dan beberapa kegiatan lainnya.
Ketua Pernefri, dr. Dharmeizar, SpPD-KGH, dalam konferensi Pers peringatan Hari Ginjal Sedunia 2016 mengatakan, “Prevalensi Penyakit Ginjal Kronik (PGK) di Indonesia hampir sama dengan negara-negara ASEAN. Namun oleh karena jumlah penduduk di Indonesia 250 juta orang, maka jumlah pasien dengan PGK menjadi besar. Beberapa kondisi dihubungkan sebagai penyebab dari PGK, yang terpenting ialah darah tinggi dan diabetes mellitus (DM). Sehingga sangat penting untuk mengobati dan kontrol secara teratur bila seorang pasien mempunyai tekanan darah tinggi dan/atau DM. Dengan mengontrol kedua keadaan itu maka PGK dapat dicegah atau dikurangi.” Lebih lanjut dr. Dharmeizar, SpPD-KGH mengatakan, “Para orang tua juga harus mempunyai pengetahuan yang baik mengenai deteksi dini penyakit ginjal dan membiasakan anak-anak mereka untuk melakukan berbagai aktivitas fisik sehingga kesehatan anak-anak tetap terjaga dengan baik.”
Menurut data dari UNICEF yaitu World Children Report tahun 2012, Indonesia menempati urutan pertama se-ASEAN dengan angka persentase anak yang mengidap obesitas yaitu 12,2%. Bila dibandingkan dengan Malaysia, angka tersebut dua kali dari persentase anak yang mengidap obesitas di Malaysia, yaitu 6,0%.
Dokter Ahli Ginjal Anak FKUI/ RSCM, DR. dr. Sudung O Pardede Sp.A(K) mengatakan, “Banyak sekali orang tua yang salah kaprah dengan kondisi kesehatan anak mereka. Mereka menilai sehat atau tidaknya anak tergantung dari gemuk atau tidaknya badan anak tersebut. Mereka beranggapan bahwa anak dengan badan yang gemuk menandakan bahwa anak tersebut sehat. Kelebihan berat badan anak yang tidak terkontrol dapat menyebabkan obesitas dan saat mereka dewasa hal ini akan meningkatkan potensi mengidap berbagai penyakit termasuk penyakit ginjal.”
Salah satu partner PERNEFRI yang secara aktif mendukung penyelenggaraan WKD di Indonesia adalah Danone AQUA. Health Marketing Manager Danone AQUA, dr. Aninda Perdana B MedSc mengungkapkan bahwa, “WKD 2016 ini merupakan kali ketujuh Danone AQUA mendukung peringatan WKD di Indonesia. Kami berkomitmen untuk selalu berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga hidrasi tubuh bagi kesehatan secara umum dan kesehatan ginjal secara khusus. Salah satu aksi nyata yang kami lakukan adalah mengajak lebih dari 12.000 karyawan AQUA di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi langsung ke lingkungan sekitar dalam mensosialisasikan mengenai kesehatan ginjal”.