Pementasan Dongeng Virtual “Ando & Ramuan Ajaib” Sarana Eduakasi Budaya untuk Anak Indonesia
|Wedhangan Q dengan Winson The Storyteller Family bekerjasama mengangkat satu karya terbaru yang mengambil unsur dari budaya Indonesia. Acara yang telah digelar secara virtual pada Sabtu, 11 Desember 2021 pukul 14.00-15.00 WIB ini mengangkat cerita bagaimana bentuk warna warni dari budaya Indonesia yang telah dirangkum dalam satu pementasan dongeng yang berjudul Ando & Ramuan Ajaib.
Puri Lestari, pemilik Wedhangan Q Jakarta, mengatakan, “Dari sekian banyak cerita rakyat yang kita ingat saat kita masih kecil dulu, tapi rasanya saat ini hampir jarang populer di kalangan anak-anak kita terutama yang berada di kota besar. Cerita rakyat seperti Timun Mas, Si Kancil, atau cerita Bawang Merah Bawang Putih sebenarnya sangat penting untuk diperkenalkan kembali karena sarat akan moral cerita tradisi Indonesia yang santun, berwibawa, dan membumi. Berawal dari diskusi bersama Wiwin Dongeng dan keinginan untuk memperkenalkan tradisi Indonesia termasuk ragam bumbu, makanan, dan minuman khas Nusantara kepada anak-anak, kami akhirnya membuahkan inisiatif berupa kreasi kisah dongeng yang menceritakan rempah Indonesia.”
Ando dan Ramuan Ajaib merupakan cerita mengenai seorang anak pemberani yang memulai petualangannya dengan misi mengembalikan Putri yang telah diculik oleh para dewa. Cara mengembalikan Putri tersebut diperlukan syarat yaitu membawa lima barang keramat untuk sebagai sesaji bagi para dewa. Dari situ Anak pemberani bernama Ando dengan berbagai rintangan yang akan dihadapi memulai petualangannya agar Putri dapat kembali.
Miss Wiwin, dari Winson The Storyteller Family menambahkan “Dongeng bagi kebanyakan orang merupakan sarana untuk memperkenalkan dunia di luar lingkup rumah dan keluarga kepada anak-anak. Banyak penelitian yang menjelaskan bahwa dongeng adalah sarana untuk mengenalkan wawasan dan tradisi budaya serta memunculkan pemahaman awal akan toleransi kepada anak melalui penceritaan. Dongeng merupakan kesempatan pertama kita untuk berimajinasi di masa anak-anak, dimana mereka diajak menyimak, mengandaikan, membayangkan, atau bahkan memerankan menjadi tokoh – tokoh yang ada di kisah tersebut. Ajakan berimajinasi dan enactment inilah yang menjadikan dongeng, media yang sangat efektif untuk menyampaikan kisah dan pesan dalam budaya masyarakat. Kita seolah diajak memasuki dunia yang penuh kemungkinan! Nilai-nilai, pesan, ataupun kearifan budaya lokal sering kali diturunkan lintas generasi dalam bentuk dongeng. Kisah Putri Mandalika dari Lombok misalnya adalah salah satu contoh dongeng yang berdasarkan nilai budaya dan kearifan lokal.”
Pada era terjadinya perubahan yang besar diseluruh penjuru negri karena adanya wabah Covid-19, dimana proses pembelajaran terganggu hampir dua tahun ini, membuat kekhawatiran bagi banyak orang tua serta pakar-pakar psikologi anak. Dari terjadinya hal tersebut Puri dan Wiwin terinspirasi untuk memberikan fasilitas dongen yang interaktif untuk anak-anak dengan harapan adanya metode ini dapat memberikan sarana alternative untuk menyampaikan pesan moral dan membantu pengembangan kognitif pada anak-anak.