Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Mengendalikan Stress Sebelum Lomba

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Bersiap mengikuti lomba 17 Agustus mungkin tidak akan membuat si kecil stress. Tapi menghadapi seleksi olimpiade sains atau pertandingan sepakbola dan bulutangkis antar sekolah, bisa jadi membuat si kecil perlu dibantu untuk mengendalikan stress.

Moms & Dads dapat mengajarinya teknik relaksasi berikut ini sebelum ia mengikuti pertandingan:

Tarik nafas panjang. Cari tempat yang nyaman dan cukup sepi untuk duduk dan menarik nafas pelan lewat hidung. Tarik nafas dalam-dalam, tahan sekitar 5 detik dan lepaskan dengan perlahan. Ulangi lima kali untuk mengendalikan stress si kecil.

Relaksasi otot. Tarik otot bahu ke arah berlawanan, tahan 5 detik dan lepaskan. Lakukan dengan mengganti arah. Lakukan juga peregangan pada otot-otot lainnya, seperti otot pinggang, punggung dan paha.

Visualisasi. Dengan mata terpejam, bayangkan tempat yang tenang dan nyaman. Sambil menikmati pemandangan yang indah dan suara yang menenangkan, bayangkan beban melayang jauh dari tubuh.

Bayangkan kesuksesan. Banyak pelatih yang merekomendasikan cara ini. Mintalah si kecil membayangkan kemenangannya sendiri, ia sukses mengerjakan semua soal dengan benar, mencetak gol, melakukan smash yang tidak bisa ditahan lawan dan sebagainya.  Di hari kompetisi, bayangan menyenangkan ini akan menenangkan dan membuat si kecil lebih percaya diri.

Berkonsentrasi. Dorong si kecil untuk tidak mencemaskan hal-hal yang belum terjadi dan fokus pada saat ini. Hentikan pikiran negatif dan cobalah berpikir positif. Ajak ia mengulang kalimat positif seperti, “Aku bisa bikin gol!” atau “Aku mampu mengendalikan diri,” dan lainnya.

Selain itu, Moms & Dads perlu memastikan si kecil menjaga staminanya dengan makan makanan sehat dan tidur cukup di malam hari. Ajak dia untuk bersantai dan melakukan aktivitas lain yang menyenangkan di luar kompetisi yang akan ia ikuti sehari sebelumnya. Ini perlu terutama bila si kecil sudah berlatih sangat keras dan intensif.

Terakhir, hindari membebaninya dengan tuntutan tampil sempurna di kompetisi. Ketika ia melakukan kesalahan, tanggapi dengan sikap positif. Dorong si kecil untuk bisa memaafkan diri sendiri dan bangkit untuk melakukan dengan lebih baik.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *