Mengenal Fungsi Air Ketuban
|Selain janin, selama hamil rahim Moms dipenuhi air ketuban. Keluarnya air ketuban atau lebih sering disebut pecah ketuban, jadi salah satu tanda utama Moms mau melahirkan.
Di 14 minggu pertama kehamilan, cairan amniotik ini mengalir dari sistem sirkulasi tubuh Moms ke kantong amniotic dalam rahim. Di awal trimester kedua, janin mulai menelan cairan, yang terus mengalir ke ginjalnya dan dikeluarkan sebagai urine. Ia akan kembali menelannya, dan siklus berulang setiap beberapa jam. Jadi bisa dibilang air ketuban sebenarnya adalah urine si kecil.
Apa sebenarnya fungsi cairan ini? Ini dia beberapa peran penting cairan amniotik:
- Sebagai pelindung janin dari trauma, misalnya ketika perut Moms terbentur sesuatu, saat Moms jatuh atau bergerak terlalu aktif.
- Mencegah tali pusat tertekan atau menyempit. Tali pusat yang menyempit tentunya akan mengurangi suplai oksigen pada janin.
- Mengendalikan suhu di dalam rahim agar tetap stabil.
- Melindungi janin dari infeksi.
- Membuat janin leluasa bergerak hingga otot dan tulangnya bisa berkembang baik.
- Membantu sistem pencernaan dan pernafasan si kecil. Sistem pencernaan si kecil bekerja dengan meminum cairan ini dan memprosesnya hingga keluar sebagai urine. Dia juga menghirup dan melepaskan air ketuban dengan paru-paru untuk memfungsikan sistem pernafasannya.
Melihat bagaimana si kecil memproses amniotic fluid, berarti jumlahnya dalam rahim sangat dipengaruhi janin. Begitu sistemnya terganggu, Moms bisa mengalami kelebihan cairan yang disebut hydramnios/ polyhydramnios atau kekurangan cairan, yang disebut oligohydramnios. Kedua kondisi ini akan cukup membahayakan kehamilan.
Ada beberapa penyebab yang memicu kelebihan dan kekurangan cairan amniotik. Kita akan bahas dalam artikel berikutnya ya, Moms.