Mencukur Rambut Bayi Bukan Sekadar Tradisi
Moms & Dads, mencukur rambut bayi hingga bersih tujuh hari atau sebulan setelah kelahirannya bukan hanya karena mengikuti ajaran agama maupun tradisi. Ada beberapa manfaat kesehatan yang baik bagi si kecil dari aktivitas ini, yaitu:
- Membersihkan sisa lemak dan kotoran dari jalan lahir. Saat persalinan, lemak dan kotoran dari rahim dan jalan lahir menempel di tubuh dan rambut si kecil. Keramas saat dimandikan tidak akan membuatnya hilang seratus persen. Sisa-sisa kotoran ini bisa menimbulkan gangguan kulit. Itu sebabnya, bayi dianjurkan dicukur rambut kepalanya sampai bersih, bukan sedikit-sedikit sekadar formalitas.
- Kepala bayi yang plontos akan melancarkan sirkulasi udara di tubuhnya. Banyak pendapat, setelah dicukur rambut bayi akan tumbuh lebih lebat. Mungkin anggapan ini berasal dari lebih banyaknya aliran nutrisi ke folikel rambut si kecil, sehingga rambut baru tumbuh lebih sehat. Tapi rambut si kecil juga dipengaruhi faktor genetis, jadi bisa saja ia memiliki rambut tipis, tebal, lurus atau keriting.
- Tidak mudah teriritasi. Tanpa rambut, kulit kepala si kecil lebih mudah dijaga kebersihannya. Ia juga tidak cepat merasa gerah dan tidak nyaman di iklim tropis ini.
- Masalah kulit cepat terdeteksi. Saat ia terkena cradle cap, iritasi, bisul atau luka di kulit kepala Moms & Dads bisa langsung melihat dan menanganinya.
- Perkembangan matanya tidak terganggu karena rambut di daerah kening dan sekitar telinga yang terlalu panjang bisa mempengaruhi pandangan si kecil. Hati-hati bila ujung rambutnya sering mengenai mata karena bisa mencederai kornea dan menyebabkan gangguan penglihatan. Rambut terlalu panjang di sekitar telinga juga dapat mengiritasi lubang telinga atau memicu alergi.
Vellus atau rambut bayi saat lahir biasanya juga akan berangsur rontok hingga usia 12 minggu. Tapi bila Moms menunggu selama itu, si kecil mungkin sudah mengalami iritasi kulit kepala atau ada semacam kerak di kulit kepalanya (cradle cap) karena kotoran dan minyak yang menyumbat pori.
