Memelihara Kucing Lebih Bahagia dan Sehat
|Setuju dong, Mom & Dad kalau wajah dan tingkah kucing itu menggemaskan. Makanya banyak yang suka memelihara kucing di rumah mereka. Banyak juga yang suka menonton aksi binatang berbulu yang satu ini di video-video pendek karya penggiat media sosial dan video sharing.
Ternyata memang menurut berbagai penelitian dari masa ke masa, berinteraksi dengan kucing, apalagi kucing peliharaan yang bersih dan terawat, mendatangkan beberapa keuntungan untuk kesehatan fisik dan mental kita. Dengan catatan kita sekeluarga tidak ada yang alergi bulu kucing.
Sebuah riset pada 2009 misalnya, menyimpulkan orang yang memelihara kucing memiliki risiko meninggal karena serangan jantung lebih rendah daripada orang yang tidak pernah memelihara kucing. Lalu pada 2011, sebuah badan amal untuk kucing di Britania Raya, Cats Protection, melakukan survey yang hasilnya, 93.7% responden merasa lebih sehat secara mental dengan memiliki seekor kucing. Riset lain menunjukkan hidup dengan beragam hewan peliharaan, termasuk kucing, dapat mengurangi risiko alergi berkembang pada anak.
Dr. Patricia Pendry dari Washington State University mempelajari interaksi antara manusia dengan hewan secara khusus. Dia telah mempublikasikan hasil riset yang menggambarkan keterikatan spesial yang kuat antara manusia beremosi tinggi dengan kucing peliharaannya.
“Kucing memberi kita perhatian, membebaskan kita dari kesepian, membuat kita nyaman, merasa senang dan bermain bersama kita. Mereka mengizinkan kita untuk memberi kasih sayang dan perlakuan khusus, seperti usapan dan membiarkan mereka duduk di pangkuan. Kita tahu semua ini dapat melepaskan hormon oxytocin dan menahan produksi hormon stress, cortisol,” tutur Dr. Pendry.
Dr. Pendry menambahkan, kita dan kucing sama-sama mendapatkan keuntungan dari interaksi ini. Selama kasih sayang yang kita berikan bisa diterima kucing, hewan peliharaan itu akan memberi kenyamanan dan rasa memiliki yang sama terhadap kita. FYI, kucing secara natural memiliki sifat pemilih sehingga membuat manusia yang bisa dekat dengannya merasa dirinya sebagai sosok terpilih.
Bagaimana tepatnya kucing bisa meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan kita? Salah satunya adalah dengan membuat kita lebih tenang. Contohnya adalah saat kita menonton video tingkah kucing. Pendek saja videonya, tapi cukup membuat kita merasa lebih bahagia dan membuang emosi negatif.
“Bahkan ketika orang menonton video kucing di YouTube sebagai selingan di jam kerja, setelahnya dia akan merasa lebih bisa menangani tugas berat karena emosinya sudah terbayar,“ ujar penulis riset Jessica Gall Myrick.
Survey yang dilakukan Cats Protection pada 2011 menemukan, orang yang suka meluangkan waktu bersama kucing atau anak kucing merasa lebih tenang dan jarang marah. Para pemelihara kucing yang mengikuti survey, 87 persennya percaya bahwa berbagi hidup dengan kucing membuat mereka merasa lebih sehat secara umum dan 76 persennya merasa kucing membantu mereka menghadapi stress keseharian dengan lebih baik.
“Duduk berdua dengan kucing di ujung hari yang sibuk adalah pijatan menenangkan untuk jiwa kita,” tutur Beth Skillings, seorang petugas klinik hewan di Cats Protection. “Mungkin karena dengkuran halusnya terasa menenangkan dan cara berkomunikasinya yang lembut. Atau mungkin juga karena frekuensi getarannya ada di kisaran yang menstimulasi kesehatan,” tambahnya.
Meski sebagian besar kucing terkesan kurang berempati seperti anjing, kucing sebenarnya bisa mengerti ketika pemiliknya merasa sedih dan mereka dapat memberikan respon. Moriah Galvan dan Jennifer Vonk, yang menulis sebuah riset terbitan jurnal Animal Cognition pada 2015, menemukan kucing rumahan dapat membaca ekspresi wajah manusia dan membedakan beberapa tanda emosi. Kemampuan ini membuat mereka bisa bereaksi sesuai emosi yang ditampilkan.
Di awal tadi disebut memelihara kucing bisa menurunkan risiko terkena serangan jantung. Faktor utamanya adalah karena secara alami, para penyuka kucing lebih tenang dan lebih mampu menghadapi stress sehingga jantungnya cenderung lebih sehat, Mom & Dad.
Medical News Today juga menemukan riset yang menunjukkan bahwa kucing dapat melindungi anak dari alergi, asma dan obesitas, terutama bila si kecil sudah terbiasa tumbuh bersama kucing sejak bayi. Para periset menjelaskan kondisi ini disebabkan dua bakteri baik usus, Ruminococcus dan Oscillospira, yang lebih banyak terdapat pada anak yang terekspos kucing sejak bayi.
Interaksi dengan kucing memungkinkan anak mengabsorpsi sejenis sialic acid, yang tidak terdapat secara alami di tubuh manusia. Zat ini berguna untuk mengatur reaksi kekebalan alami tubuh. Riset dipublikasikan dalam The Journal of Allergy and Clinical Immunology tahun lalu.