Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Kulit Berminyak, Berjerawat dan Hiperpigmentasi, Masalah Pubertas

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Memasuki masa pubertas, si kecil mengalami banyak perubahan fisik, termasuk kulit. Pada kulit terjadi pematangan folikel rambut, kelenjar minyak dan kelenjar keringat. Kadar hormon estrogen, androgen dan progesteron pun meningkat, memicu produksi sebum atau minyak dan keringat pada ketiak lebih banyak. Akibatnya, si kecil bisa mengalami masalah kulit berminyak, berjerawat, hiperpigmentasi, skar acne, maupun bau badan.

Kulit berminyak, selain karena faktor hormonal dan genetik, menurut dr. Martinus, SpKK dari Klinik Bamed Skin Care, bisa dipicu oleh stress, cuaca panas dan lembab. Kulit akan tampak mengkilap, berpori-pori lebar dan kasar serta lengket. Si kecil bisa jadi kurang percaya diri dengan penampilannya. Apalagi kulit berminyak memicu timbulnya jerawat.

“Jerawat adalah gangguan pada kelenjar pilosebaseus yang menimbulkan sumbatan dan peradangan folikel,” ujar dr. Martinus dalam seminar perayaan Sewindu Bamed  Melayani beberapa waktu lalu di Jakarta Pusat.

Jerawat pada remaja, menurut dr. Martinus, timbul dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kebersihan kulit, pola makan, hormonal, psikologis, dan infeksi bakteri. Dokter spesialis kulit dan kelamin ini juga menyebut jerawat sebagai masalah kulit utama pada remaja hingga 80 %. Dilihat dari awal masa pubertas mereka, remaja putri umum berjerawat di usia 14-17 tahun, sedangkan remaja putra di usia 16 -19 tahun.

Akibat jerawat, kulit kemudian mengalami hiperpigmentasi (HPI) atau perubahan warna kulit setelah terjadi peradangan, dan skar acne atau kerusakan permanen pada jaringan kulit akibat gangguan pada proses penyembuhan luka jerawat.  Semua masalah kulit remaja ini bisa diatasi dengan perawatan kulit dasar. Lebih baik lagi bila si kecil dapat mencegah timbulnya jerawat dengan menjaga higienitas, pola makan dan mengelola stress.

“Tidak ada batasan pasti mengenai kapan waktu yang tepat bagi remaja untuk memulai perawatan kulit. Umumnya, remaja akan mulai inisiatif mencari perawatan kulit setelah timbul kelainan kulit akibat pengaruh hormon androgen. Beberapa treatment yang bisa dilakukan oleh remaja bergantung pada keluhan yang dialaminya,” papar dr. Martinus.

Jerawat dan HPI misalnya, dapat ditangani dengan melakukan terapi tambahan ekstraksi komedo, penyuntikan kortikosteroid intralesi (KIL) untuk lesi berbentuk nodus dan lesi yang meradang, chemical peeling, mikrodermabrasi, dan laser NdYag. Skar akne dapat dihilangkan dengan terapi laser CO2, chemical peeling, dan mikrodermabrasi.

Treatment tersebut aman bila disesuaikan dengan kebutuhan si kecil dan dilakukan oleh tenaga medis terlatih. Chemical peeling misalnya, berupa pengolesan cairan asam glikolat untuk membuang lapisan kulit terluar. Aman karena bersifat superfisial atau hanya di permukaan dan cocok untuk semua jenis kulit. Treatment ini dilakukan untuk mengurangi jerawat dan bekas jerawat, kelainan pigmen, mengurangi tanda penuaan dan meningkatkan elastisitas kulit.

dr. Martinus, SpKK
dr. Martinus, SpKK

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *