Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Konsumsi Protein Tinggi Memicu Obesitas

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Protein diperlukan oleh tubuh untuk membentuk otot dan berbagai jaringan. Tetapi bukan berarti si kecil memerlukannya dalam jumlah besar, terutama saat masih berusia di bawah satu tahun. Bahkan pemberian protein tinggi pada bayi diyakini akan meningkatkan risiko obesitas setelah ia besar nanti.

Pemberian protein tinggi pada bayi memicu peningkatan metabolisme insulin dan pelepasan IGF-1 yang juga dikenal sebagai hormon protein polypeptide, pembentuk otot pada orang dewasa. Pada si kecil, lemak tubuhnya akan bertambah cepat, begitu juga dengan berat badannya. Membuat ia memiliki body mass index tinggi di masa kanak-kanak dan dewasa. Keadaan ini biasanya terjadi pada si kecil yang mengkonsumsi susu formula.

Si kecil dengan ASI eksklusif umumnya tidak mengalami obesitas setelah besar. ASI juga mengandung protein, tetapi dalam kadar rendah yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Komposisinya pun dinamis, berubah-ubah mengikuti kebiasaan menyusu si kecil dan perkembangan pertumbuhannya.

Itu sebabnya Moms disarankan untuk tidak memulai MPASI dengan bahan makanan protein tinggi seperti telur dan daging-dagingan. Untuk mendapatkan nutrisi dari daging, terutama kandungan zat besinya, Moms disarankan mulai memberikan MPASI daging di usia antara 7-8 bulan atau setelah si kecil menerima MPASI sayuran, buah dan lainnya.

Moms bisa memulai dengan daging ayam atau unggas lainnya dibandingkan dengan daging sapi. Pastikan daging matang penuh dan tak ada bagian berwarna pink sebelum dijadikan bubur. Untuk menjaga kandungan nutrisinya, lebih baik daging dipanggang. Tapi bila Moms memilih merebusnya, sertakan kaldu hasil rebusan daging dalam puree si kecil.

Ada lagi yang perlu diingat Moms. Pada tahap awal, konsumsi daging tak perlu banyak-banyak. Untuk satu porsi bubur, Moms cukup menghaluskan sepotong daging ayam berukuran 2 inci atau sekitar 5 cm. Pastikan daging sudah dingin ketika dicampurkan ke dalam bubur bahan makanan lainnya, seperti sayur, kentang dan sereal.

Protein tinggi juga bisa memicu alergi. Pastikan Moms mencatat kapan mulai memberikan MPASI daging pada si kecil dan reaksi serta perubahan yang terjadi padanya dalam jangka waktu tertentu.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *