Kolik Membuat Tumbuh Kembang Tidak Optimal
|Dalam satu tahun pertama kehidupan si kecil, sistem pencernaannya terus berkembang mencapai sempurna. Selama itu, ia rentan terkena gangguan pencernaan, seperti diare dan kolik.
Problem pencernaan mempengaruhi tumbuh kembang anak, Moms & Dads. Sayangnya, banyak orangtua yang tidak menyadari dan terlambat mengatasinya. Prof. Yvan Vandenplas dari Department of Pediatric, University of Brussels dan DR. dr. Ahmad Suryawan, SpA(K) dari Happy Tummy Council berbagi informasi tentang masalah ini dalam talk show Masa Depan Si Kecil Berawal dari Saluran Cerna yang Sehat, di Penang Bistro, Jakarta Pusat, 11 September.
“Seribu hari pertama kehidupan si kecil dimulai dari saat konsepsi. Itu sebabnya nutrisi Moms harus dijaga dari sebelum hamil. Setelah lahir, ASI jadi yang terbaik untuk mengembangkan imunitas anak, termasuk menjaga koloni biota baik di saluran cerna,” tutur Prof. Yvan Vandenplas.
ASI mengandung probiotik yang baik untuk mencegah kolik pada bayi. Prof. Yvan mengungkap, tidak semua bayi beruntung mendapatkan ASI sehingga mengalami gangguan gastrointestinal atau kolik. Dari berbagai riset terungkap, bayi dengan kolik lebih sering mengalami migraine, sakit perut, alergi hingga gangguan tidur.
DR.dr. Ahmad Suryawan atau akrab disapa DR. Wawan menjelaskan, gangguan pencernaan yang tidak ditangani segera akan mempengaruhi masa depan si kecil. Dari berbagai kasus yang ditanganinya, terbukti gangguan gastrointestinal dapat menghambat tumbuh kembang, kecerdasan hingga mempengaruhi perilaku anak.
“Ada bayi 12 bulan yang belum bisa berdiri. Setelah diperiksa, ternyata ia sering diare. Orangtua tidak menyadari masalah pencernaan telah mengganggu perkembangan motorik kasar dan halus si kecil,” ujarnya. Ia mengingatkan agar Moms & Dads segera memeriksakan si kecil ke dokter bila mengalami diare, konstipasi atau gumoh terus-menerus yang membuat berat badannya turun.