Kiat Mudah Menjalankan Ibadah Puasa Bagi Ibu Hamil Dan Menyusui
|Menjelang bulan puasa Ramadhan, beberapa ibu hamil dan menyusui berkeinginan untuk tetap menjalankan ibadah puasanya. Keinginan tersebut tidak dipermasalahkan selama kondisi kesehatannya yang memungkinkan. Hanya saja, kondisi kehamilan maupun menyusui memerlukan langkah-langkah yang harus diperhatikan agar kewajiban berpuasa tidak mengganggu si ibu dan bayi. Berikut ini beberapa hal yang bisa diperhatikan:
Berkonsultasi ke Dokter
Muhammad Fadli, SpOG, Spesialis Kandungan dan Kebidanan Bamed mengatakan bahwa sebelum berpuasa, sebaiknya berkonsultasi ke Dokter spesialis kandungan terlebih dahulu untuk memastikan keadaan ibu dan janin dalam keadaan yang prima. Dikarenakan ada sebuah penelitian berpuasa pada saat hamil di trimester kedua, dapat menurunkan risiko terkena penyakit gula pada saat kehamilan (Diabetes gestational) dan kenaikan berat badan yang berlebihan.
“Beberapa penelitian lainnya menunjukkan bahwa puasa juga tidak mengakibatkan bayi terlahir prematur ataupun bayi akan terlahir dengan berat badan lebih rendah dibandingkan yang tidak berpuasa,” jelasnya.
Beberapa persiapan yang harus dilakukan ibu hamil sebelum puasa yaitu memastikan berat badan janin sesuai dengan usia kehamilan, air ketuban mencukupi dan mengetahui tanda-tanda yang wajib diperhatikan, seperti: berat badan ibu ataupun janin turun, tanda-tanda dehidrasi seperti haus yang berlebihan, pusing, air seni kuning pekat ataupun merasakan gerakan bayi yang berkurang.
Konsumsi Nutrisi yang Cukup
Saat hamil muda sedikit berisiko karena membutuhkan asupan nutrisi yang penting guna perkembangan dan pertumbuhan bayi dalam kandungan. Agar ibu hamil tetap bugar dan janinnya sehat, hal yang dilakukan yaitu mengurangi konsumsi kafein, memperbanyak makan karbohidrat kompleks dan mengurangi aktivitas di luar ruangan.
“Penting untuk diperhatikan bahwa puasa saat hamil muda mungkin bisa sedikit berisiko bagi ibu hamil. Saat hamil muda, tubuh membutuhkan banyak nutrisi untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan bayi dalam kandungan. Hamil muda merupakan tahap di mana kehamilan sedang membutuhkan banyak sekali nutrisi penting.” dr Fadli.
Nutrisi yang cukup bagi ibu menyusui juga berpengaruh terhadap kestabilan ASI. Ketika menjalankan puasa, ibu menyusui perlu memperhatikan asupan nutrisi makanan di saat berbuka dan sahur.
Tentang produksi ASI selama puasa, ia mengemukakan, “Produksi ASI tidak akan terganggu saat ibu menyusui berpuasa selama bayinya tetap menyusui, karena adanya rangsangan dari bayi melalui proses menghisap payudara saat menyusui dan tubuh ibu juga akan menyesuaikan saat berpuasa. Tubuh memiliki proses adaptasi dengan mengambil sumber cadangan lemak tubuh. Kandungan nutrisi mikronutrien pada ASI (kalium, magnesium, seng) bisa saja mengalami sedikit perubahan, namun tidak dengan nutrisi makronutrien (karbohidrat, protein, lemak). Namun hal ini tidak terlalu signifikan, bisa teratasi saat ibu sudah dapat makan kembali (saat berbuka dan sahur).” dr Melisa.
Penuhi Kebutuhan Cairan
Ibu hamil atau menyusui untuk memenuhi kebutuhan cairan agar terhindar dari dehidrasi diperlukan minum air sebanyak 2,5 liter/hari.
“Selama bayi tetap disusui sesuai keinginannya, bayi tetap mendapatkan nutrisi yang cukup sebagaimana biasanya. Ibu menyusui dapat melanjutkan berpuasa bila bayi tidak lemas/tetap terlihat aktif seperti biasa, tidak ada keluhan buang air kecil menjadi jarang dan berwarna kepekatan. Keluhan yang berkaitan dengan kemungkinan dehidrasi seperti pusing, bibir kering, lemas, pandangan berkunang-kunang, buang air kecil jarang dan berwarna kepekatan, harus diwaspadai. Bila hal ini terjadi, ibu menyusui dapat segera mengkonsumsi cairan dan elektrolit kembali,” dr Melisa.
Apabila kondisi tubuh tiba-tiba tidak nyaman atau terjadi sesuatu selama berpuasa, sebaiknya membatalkan saja. Jika tetap memaksakan untuk berpuasa maka akan berisiko terhadap kesehatan diri sendiri maupun si bayi dan bila diperlukan periksakan diri ke dokter.