Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Ketahuilah! Pruritus dan Xerosis Dapat Menurunkan Kualitas Hidup

Foto : Istimewa
Foto : Istimewa

Pernahkah Moms & Dads mengalami kulit gatal-gatal dan kering? Tentu hal tersebut sangatlah mengganggu dan membuat tidak nyaman. Pruritus merupakan istilah medis untuk rasa gatal yang menimbulkan hasrat untuk menggaruk. Kulit gatal sering disebabkan oleh kulit kering. Hal ini umum terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, karena kulit cenderung menjadi lebih kering seiring bertambahnya usia. Berdasarkan penyebabnya, pruritus dapat terlihat di kulit penderitanya dalam bentuk yang mungkin normal, merah, kasar atau muncul benjolan. Hal ini membuat penderitanya cenderung menggaruk, namun menggaruk terus-menerus dapat menyebabkan area kulit yang tebal terangkat dan mungkin berdarah atau terinfeksi. Pruritus sendiri bisa menjadi kronis jika gatal berlanjut selama enam minggu atau lebih. Pruritus atau kulit gatal dan Xerosis atau disebut kulit kering sering kerap terjadi pada usia lanjut atau lansia. Jika gatal Pruritus berlanjut lebih dari waktu 6 minggu, maka berpotensi menjadi penyakit kronis lainnya. Apabila hal ini jika tidak segera ditangani dengan tepat, akan dapat menurunkan kualitas hidup yang tertimpa. Pruritus dan xerosis pada lansia memang sering diabaikan karena dianggap sebagai hal wajar sehingga tidak perlu berkonsultasi dengan dokter. Padahal, pruritus dan kulit kering bisa menjadi awal penyakit yang lebih berbahaya, atau bahkan menjadi tanda bahwa seseorang memiliki penyakit tertentu.

Yustin Sumito, Sp.KK, Spesialis Kulit dan Kelamin Klinik Pramudia menjelaskan, “Pruritus kerap dialami lansia. Dalam bahasa awam lebih dikenal dengan istilah “gatal” yang didefinisikan sebagai sensasi tidak menyenangkan pada kulit yang menimbulkan keinginan untuk menggaruk. Secara umum, pruritus sebenarnya bisa dikatakan sebagai gejala dari berbagai penyakit kulit tertentu, dan tidak semuanya menular, tergantung dari penyakit yang mendasari. Pruritus yang menular adalah pruritus yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. Tingkat kesembuhan pasien pruritus sendiri juga bergantung pada penyakit yang mendasari, yang penting harus benar dalam pemilihan tatalaksana untuk pruritus.”

Di Indonesia lansia didefinisikan sebagai penduduk yang berusia 60 tahun ke atas, di mana populasinya diketahui sebesar 10.82% pada tahun 2021, dan diperkirakan akan terus meningkat (2%-3% per 5 tahun). Salah satu faktor risiko Pruritus adalah mereka yang berusia 65 tahun keatas . Dengan semakin besarnya populasi lansia di Indonesia, tentu risiko Pruritus pun semakin besar. Contohnya di Amerika Serikat, sebuah studi menunjukkan lebih dari 7 juta pasien rawat jalan melaporkan gejala pruritus setiap tahunnya; dimana 1.8 juta (25%) di antaranya merupakan pasien-pasien yang berusia 65 tahun ke atas. Selain disebabkan oleh usia, risiko dapat dialami oleh pruritus jika mereka memiliki alergi seperti kondisi penyakit eksim, psoriasis, dan diabetes. proses utama terkait penuaan yang berhubungan dengan terjadinya pruritus pada kasus lansia ialah hilangnya fungsi barrier, penurunan kerja sistem imun atau sistem kekebalan tubuh, neuropati atau abnormalitas sistem saraf yang cendrung pruritus sering mengalami kekambuhan.

Amelia Soebyanto, Sp.DV, Spesialis Dermatologi dan Venereologi Klinik Pramudia menyatakan, “Xerosis (kulit kering) dapat terjadi pada wanita maupun pria, dan lansia memiliki risiko yang lebih tinggi. Kulit kering merupakan suatu keadaan dimana lapisan terluar kulit yang kurang lembab akibat penurunan kandungan air kandungan lemak di kulit. Kulit kering ini memiliki tekstur kulit yang kasar, bersisik, pecahpecah, dan dapat disertai dengan keluhan gatal.”

Pasien dengan kategori lansia yang memiliki keluhan kulit kering, memang belum dapat sembuh total dengan cepat dan akan bertahan dalam waktu lama, hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor seperti faktor genetik, internal maupun eksternal. Faktor internal seperti lapisan lemak yang berkurang pada kulit lansia, dan penyakit penyerta lain seperti diabetes mellitus, gagal ginjal, penyakit hati, keganasan, infeksi, dan riwayat konsumsi obat-obatan tertentu. Sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh lingkungan dan gaya hidup seperti stres, paparan sinar matahari yang terlalu lama, perubahan musim dan kelembapan.

Penyebab kulit kering tidak dipahami dengan lengkap, sedangkan perubahan fisiologis kulit dan pengaruh lingkungan diyakini menyebabkan kulit kering pada usia lanjut. Kulit kering dapat menimbulkan ketidaknyamanan. Kulit kering cenderung mudah meradang, pecah-pecah (fisura), dan pada akhirnya dermatitis. Lansia atau orang yang sudah berusia di atas 40 tahun lebih rentan mengalami xerosis. Seiring bertambahnya usia, pori-pori menghasilkan sedikit minyak, sehingga kulit cenderung lebih kering daripada individu yang berusia lebih muda. Itulah alasan lansia rentan mengalami kulit kering ketimbang orang yang lebih muda.

Dengan semakin berkembang pesat pelayanan kesehatan di Indonesia dalam memberikan pelayanan maka angka harapan hidup termasuk lansia semakin meningkat berikut jumlah populasinya. Melakukan penanganan sesegera mungkin ketika mengalami gejalah Pruritus dan Xerosis ke dokter spesialis kulit dan kelamin  akan mempermudah dalam pengobatannya sehingga tidak memicu penyakit lainnya.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *