Kenapa Bayi Lahir Telat
|Dalam sebuah kehamilan, Moms bisa saja mengalami si kecil lahir telat. Dokter kandungan biasanya menghitung tanggal persalinan Moms, 40 minggu setelah hari pertama menstruasi terakhir. Dan rata-rata Moms melahirkan di usia kehamilan antara 38-42 minggu. Jadi, Moms tidak perlu panik bila si kecil baru mau keluar dua minggu setelah tanggal perkiraan dokter. Bahkan Kate Middleton masih terlihat jalan-jalan sehari sebelum melahirkan, meski usia kehamilannya sudah 10 bulan lebih.
Belum ada ahli kandungan yang bisa memastikan apa sebenarnya penyebab bayi lahir melebihi jadwal normal. Tapi ada beberapa faktor yang diduga sebagai pemicunya menurut webMD, yaitu:
- Kehamilan pertama
- Anak sebelumnya lahir terlambat
- Memiliki riwayat keluarga yang melahirkan terlambat
- Moms sendiri lahir terlambat
Apakah lahir telat membahayakan bayi? Ada beberapa risiko bila bayi belum juga lahir lebih dari dua minggu setelah due date. Di antaranya, risiko kematian saat lahir (stillbirth) atau segera setelah lahir dua kali lebih besar dari kelahiran biasa. Menurut webMD, angka peluangnya sekitar 4-7 kematian per 1000 kelahiran.
Risiko lainnya:
- Bayi mengalami masalah pernafasan
- Pertumbuhan lambat atau bahkan terhambat karena sempitnya rahim
- Kerusakan plasenta
- Berkurangnya air ketuban yang melindungi bayi di dalam rahim
- Detak jantung bayi melambat
- Usus mulai bergerak, menyebabkan bayi bernafas dan menghirup air ketuban atau meconium
- Bayi terlalu besar hingga perlu operasi Caesar.
Rajinlah mengecek kondisi bayi dalam kandungan di saat-saat terakhir sebelum persalinan ke dokter. Selain itu, ketenangan Moms sangat diperlukan agar proses persalinan tetap lancar. Bila perlu, Moms akan diberi induksi agar si kecil bisa segera melihat dunia.