Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Kenali Teror Malam Si Kecil

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Si kecil terbangun mendadak sambil berteriak ketakutan setengah sadar, itulah teror malam. Kadang ia menangis, merengek, bergumam sendiri dengan mata terbelalak. Tapi saat Moms & Dads dekati dan tegur, si kecil tidak merespon karena ia memang belum sepenuhnya terbangun dari tidur.  Moms & Dads mungkin lebih mengenalnya sebagai mengigau.

Para peneliti memperkirakan teror malam yang terjadi pada anak kecil tersebut  adalah transisi antara tahapan-tahapan tidur. Semua orang sebenarnya mengalami, tapi biasanya transisi tersebut terjadi dengan mulus sehingga tidak menampakkan efek dramatis. Pada teror tidur anak di malam hari, transisi berupa lonjakan-lonjakan misterius itu dapat berlangsung selama beberapa menit hingga mendekati satu jam. Begitu masa transisi selesai, si kecil akan kembali tidur pulas tanpa pernah mengingatnya.

Teror di malam hari biasa terjadi pada anak-anak batita hingga usia pra sekolah. Sebuah studi yang melibatkan sekitar 2.000 anak di tahun 2016, menemukan 40% dari anak-anak usia 2,5 tahun sampai 6 tahun pernah mengalaminya. Biasanya masalah ini sudah tak terlihat lagi di usia 12 tahun.

Bedanya dengan mimpi buruk, teror malam sama sekali tidak tersimpan dalam memori. Si kecil tidak akan mengingatnya. Sementara mimpi buruk, selain dapat diingat juga membuat si kecil benar-benar terbangun. Itu sebabnya si kecil dapat bercerita pada Moms & Dads dan merasa lebih aman ketika Moms & Dads menemani dia.

Ada lagi perbedaan antara teror di malam hari dengan mimpi buruk. Si kecil biasanya terbangun tanpa sadar pada sepertiga malam pertama tidurnya. Periode yang menurut para ahli, sebagai tidur dalam (deep sleep) tanpa mimpi, bukan masa REM atau Rapid  Eye Movement. Sementara mimpi buruk terjadi pada periode REM atau periode mimpi, yang biasa terjadi selama sepertiga malam terakhir tidur.

Pakar tidur dan penulis buku Sleeping Through the Night, Jodi A. Mindell, punya cara sederhana untuk membedakan antara teror malam dengan mimpi buruk. Caranya, tanyalah pada diri Moms atau Dads yang terbangun di malam hari karena si kecil menangis, siapa yang tampak lebih kusut di pagi hari. Bila jawabannya Moms atau Dads berarti itu teror malam. Tapi bila si kecil yang rewel, berarti itu mimpi buruk. Dengan kata lain, teror malam lebih berpengaruh kepada orangtua yang melihatnya, ketimbang kepada anak yang mengalami.

Cara mengatasinya, si kecil jangan dibangunkan. Pastikan saja dia aman dari benda-benda berbahaya di tempat tidur maupun lantai. Kunci pintu dan jendela serta awasi hingga dia kembali tidur. Penyebab mengigau belum diketahui, Moms & Dads. Tapi menurut para ahli, tidak ada kaitannya dengan masalah psikologis.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *