• Now Trending:
  • Menguatkan Bonding Kelua...
  • Tips Si Kecil Makin Pint...
  • Tangkal Virus Corona den...
  • Mitos dan Hoax Seputar C...
Current Issue
SUBSCRIBE NOW
momdadi.com
Home Kehamilan Bayi & Balita Anak Keluarga Komunitas Kalender

Home » Keluarga » Kesehatan » Kenali Gejala Hipertensi Paru pada Anak dan Cara Penanganannya

Kenali Gejala Hipertensi Paru pada Anak dan Cara Penanganannya

Beno Beniko | Thursday, March 10th, 2022 11:50:09 pm | Keluarga, Kesehatan | No Comments
Foto : Istimewa

Foto : Istimewa

Penyakit hipertensi hipertensi paru masih awam di kalangan masyarakat Indonesia. Hipertensi paru sendiri merupakan kelainan patofisiologi pada pembuluh darah paru-paru yang dapat menyebabkan komplikasi klinis dengan penyakit-penyakit kardiovaskular (jantung) dan respirasi (pernapasan). Berdasarkan Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Hipertensi Pulmonal Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia tahun 2021, penyakit hipertensi paru memang termasuk penyakit yang jarang ditemukan, dimana angka prevalensi penyakit ini di seluruh dunia hanya sebesar 20-70 juta orang dari total populasi dunia sekitar 7,7 miliar orang. Meskipun angka prevalensinya relatif rendah, penyakit ini tetap menjadi suatu tantangan dalam bidang kesehatan karena juga dapat berakibat fatal bagi para pasien.

Penyakit hipertensi paru dapat dialami sejak usia dini, dimana pada umumnya ditandai dengan peningkatan tekanan rerata arteri pulmonalis (mean pulmonary artery pressure/mPAP) di atas normal, yaitu > 20 mmHg dan peningkatan tahanan vaskular paru (pulmonary vascular resistance/PVR) di atas normal, pada kondisi istirahat.1 Pada kasus spesifik, hipertensi paru juga dapat menjadi salah satu komplikasi dari penyakit jantung bawaan dengan gejala dan tanda-tanda tahap awal yang biasanya tidak spesifik atau tidak terdeteksi pada bayi baru lahir.2 Kondisi ini tentunya menyebabkan tantangan tersendiri bagi para tenaga medis untuk menetapkan diagnosis dini penyakit hipertensi paru yang disebabkan oleh penyakit jantung bawaan.Terlebih lagi, atas keterbatasan keahlian dan infrastruktur kesehatan di negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah, termasuk di Indonesia, banyak pasien hipertensi paru yang disebabkan oleh penyakit jantung bawaan tidak terdeteksi hingga timbul komplikasi yang memerlukan perhatian medis yang serius.

Pakar Kardiologi Anak Rumah Sakit Adam Malik Medan, dr. Rizky Adriansyah, M.Ked (Ped), Sp.A(K), mengatakan, “Penyakit hipertensi paru banyak dialami oleh anak-anak. Dan patut dikenali sedini mungkin. Meskipun tidak spesifik, namun gejala hipertensi paru dapat meliputi sesak saat beraktivitas, mudah lelah, lemas, nyeri dada, pusing, dan kadang disertai batuk. Gejala lain seperti hemoptisis atau batuk berdarah dari saluran pernapasan, sindrom Ortner atau suara serak dari pita suara, dan aritmia atau gangguan irama jantung juga dapat terjadi, namun jarang.1 Akibat masih banyaknya masyarakat yang belum mengenali penyakit ini, pasien anak yang terdiagnosa hipertensi paru di Indonesia masih terhitung sedikit hingga saat ini. Maka dari itu, penyakit hipertensi paru ini perlu dikenali dan dipahami lebih lanjut oleh masyarakat karena merupakan salah satu penyakit kronis yang tidak hanya terpengaruh oleh penyakit bawaan, namun juga sangat terpengaruh oleh gaya hidup dari pasien dan konsumsi obat-obatan tertentu.”

hipertensi paru dapat menyebabkan munculnya komplikasi dan bisa berakibat fatal hingga menyebabkan kegagalan fungsi paru dan jantung bagian kanan. Beban dari seseorang yang memiliki kondisi hipertensi paru dapat berlangsung lama dan secara lambat laun semakin parah, dimana pasien baru menunjukkan keluhan bila sudah berada dalam stadium lanjut akibat terjadinya peningkatan resistensi vaskular pulmonal yang progresif.”

Pakar Kardiologi Anak dan Penyakit Jantung Bawaan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta, dr. Radityo Prakoso, Sp.JP(K), mengatakan, “Bila terdapat kecurigaan akan hipertensi paru, pemeriksaan utama untuk menegakkan diagnosis adalah dengan melakukan kateterisasi jantung kanan, dengan mengukur tekanan di arteri pulmonal dan jantung kanan anak melalui kateter yang dimasukkan melalui pembuluh darah di paha yang diteruskan ke jantung. Lebih lanjut, diagnosis penyakit hipertensi paru pada anak pada umumnya dilakukan melalui anamnesis atau pemeriksaan riwayat secara rinci, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, serta screening dengan elektrokardiogram (EKG) dan ekokardiografi.1 Berbagai pemeriksaan tambahan lainnya juga dapat dilakukan seperti foto toraks dan pencitraan CT scan toraks.”

Di Indonesia, obat-obatan tertentu yang telah tersedia dapat diberikan untuk membantu mengurangi hipertensi paru pada pasien anak, seperti golongan Prostasiklin, yaitu Beraprost, dan juga golongan Inhibitor Phosphodiesterase Type 5 (PDE5i), yaitu Sildenafil, yang telah disetujui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) beberapa waktu lalu sebagai obat hipertensi paru. Selain itu, terapi simtomatik berupa pemberian oksigen untuk membantu pernafasan serta terapi diuretik untuk membantu mengeluarkan kelebihan cairan di tubuh juga dapat membantu mengurangi gejala hipertensi paru. Pengobatan tersebut diharapkan dapat memperlambat progresi penyakit atau bahkan mengembalikan fungsi jantung dan paru ke normalnya, meskipun hipertensi paru cenderung tidak dapat disembuhkan. “Pasien yang terdiagnosa hipertensi paru memerlukan pengobatan dalam jangka waktu yang lama bahkan seumur hidup, dengan rutin melakukan evaluasi tekanan arteri pulmonal berkala untuk menilai progresivitas penyakit dan menilai kecukupan dosis obat yang diberikan,” tambah dr. Radityo Prakoso.

Ketua Yayasan Hipertensi Paru Indonesia (YHPI), Arni Rismayanti, mengatakan, “Hipertensi paru merupakan suatu penyakit yang serius, fatal dan dapat mengancam jiwa. Selain itu hipertensi paru bisa dialami oleh semua usia salah satunya anak-anak. Saat ini kasus Hipertensi Paru di Indonesia paling banyak ditemukan pada Penyakit Jantung Bawaan akibat keterlambatan diagnosa atau tidak dikoreksi sejak dini sehingga menimbulkan komplikasi Hipertensi paru. Pada kondisi ini keduanya baik Hipertensi Paru maupun penyakit jantung bawaan yang ada harus segera ditangani bersamaan secara cepat dan tepat. Karena keterlambatan penanganan Hipertensi Paru pada kasus penyakit jantung bawaan bisa menyebabkan pasien tidak dapat dikoreksi lagi seumur hidup.

Direktur PT Pfizer Indonesia – Upjohn Division, Satria Surjati, menambahkan, “Melihat faktor risiko yang serius dari penyakit hipertensi paru, Pfizer Indonesia terus berkomitmen  mendukung penuh peningkatan kepedulian masyarakat terhadap penyakit hipertensi paru khususnya pada pasien anak.  Pfizer Indonesia menyelenggarakan kegiatan Media Health Forum (MHF) dengan topik ‘Kenali Gejala Hipertensi Paru pada Anak dan Cara Penanganannya.’ MHF kali ini menghadirkan para pakar hipertensi paru dokter spesialis anak konsultan kardiologi maupun dokter spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah konsultan sub spesialis kardiologi pediatrik dan penyakit jantung bawaan dan juga pengurus Yayasan Hipertensi Paru Indonesia untuk berdiskusi langsung dengan para jurnalis mengenai penyakit hipertensi paru anak untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai penyakit ini. Kami berharap kegiatan MHF ini dapat menambah wawasan masyarakat akan penyakit hipertensi paru khususnya pada anak agar dapat segera melakukan deteksi dini dan mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat untuk menghindari komplikasi fatal pada penderita.”

Share on:
WhatsApp
Tags:hipertensi paru, keluarga, kesehatan

Related Posts

  • Foto : Istimewa PCC Tingkatkan Harapan Hidup Pasien Kanker Paru dengan Pendekatan Holistik dan Penggunaan Terapi Terbaru
    No Comments | Dec 8, 2021
  • Foto dari freepik.com Kenali Depresi Si Kecil Sejak Dini
    No Comments | Aug 14, 2020
  • Minuman Kecatikan Untuk Anda Para Mommy Minuman Kecatikan Untuk Anda Para Mommy
    No Comments | Jul 14, 2014
  • Foto: istimewa Kurang Tidur Memperbesar Lingkar Pinggang?
    No Comments | Nov 7, 2016

Photo Corner

Most Popular Articles

  • Most Viewed
  • Recent Posts
  • Frisian Flag Indonesia Serahkan Beasiswa Pendidikan untuk Bantu Anak-Anak Indonesia Terdampak COVID-19
  • Susu Bagian Penting Gaya Hidup Sehat Kekinian
  • Be Seen Be Heard: The Body Shop® Indonesia Ajak Kaum Muda Ambil Aksi Nyata dan Bersuara Lantang dalam Isu Perubahan...
  • NIPT tanyaDNA Dukung Mom Hamil Bebas Kuatir
  • Gandeng Yayasan Pita Kuning, Lotus Archi Ajak Pembeli Berdonasi sekaligus Berinvestasi lewat “Golden Hearted Heroes”
  • Peran Orangtua Tingkatkan Aspek Sosial Emosional Anak agar Siap Bersosialisasi di Masa Transisi
  • Sambut Hari Keluarga Nasional, Tokopedia Bagikan Tren Jual-Beli Online Produk Kebutuhan Ibu dan Anak serta Rumah Tangga
  • Pemerintah Galakkan Bulan Imunisasi Anak Indonesia (BIAN) 2022
  • Bunda Harus Tahu Nutrisi Penting yang Dibutuhkan untuk Tumbuh Kembangnya
  • Dulux Experience Store Hadirkan Cat Lebih Dari Sekedar Warna
momdadi.com on Facebook
Tweets by @mom_dad_i
    KEHAMILAN
    • Breast Feeding
    • Masa Kehamilan
    • New Mom Story
    • Persalinan
    • Pra Kehamilan
    BAYI & BALITA
    • Imunisasi
    • Kesehatan
    • Nutrisi
    • Tumbuh Kembang
    ANAK
    • Aktivitas
    • Kecerdasan
    • Kesehatan Anak
    • Pendidikan
    • Pra Pubertas
    KELUARGA
    • Celeb Family
    • Dunia Pasutri
    • Kesehatan
    • Lovely Mom
    • Super Dad
    KOMUNITAS
    • Arisan
    • Mommies Day Out
    • Our Community
    BELANJA
    • Cuci Gudang
    • Mall To Mall
    • Rekreasi
    • Review
    KALENDER
    • Agenda
    • Event
    • Resep Keluarga
About Us  |  Sitemap  |  Contact Us
©2014 - 2015 momdadi.com. All Rights Reserved.