Download!Download Point responsive WP Theme for FREE!

Kenali 7 Gangguan Saluran Cerna Bayi

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Walaupun hanya mengkonsumsi ASI atau susu formula, bayi terkadang mengalami gangguan saluran cerna. Sebagian besar gangguan ini disebabkan karena belum sempurnanya saluran cerna si kecil, terutama yang masih berusia di bawah 6 bulan.

Agar Moms & Dads tidak panik ketika si kecil rewel karena perutnya tidak nyaman, kenali 7 gangguan saluran cerna bayi yang diungkap Prof. Dr. dr. M. Juffrie, SpA(K), PhD, anggota Happy Tummy Council, dalam Modul Happy Tummy edisi ke-3, sebagai berikut:

  1. Regurgitasi atau Gumoh, yaitu proses kembalinya isi lambung ke mulut. Sekitar 70% bayi pernah mengalami gumoh dan ini normal. Moms & Dads perlu waspada bila gumoh sering terjadi dan berat badan si kecil sulit naik, sering batuk, asma dan infeksi paru.
  2. Gangguan mengunyah. Biasanya disebabkan karena saluran cerna belum terbentuk sempurna.
  3. Muntah berulang disebabkan karena proses gerakan usus atau mutilitas usus belum sempurna .
  4. Kolik atau sakit perut parah yang ditandai dengan bayi rewel, menangis terus tanpa sebab yang jelas. Biasanya tangisan bayi berlangsung lama, sekitar 3 jam atau lebih per hari, 3 hari seminggu, dan minimal terjadi selama satu minggu. Si kecil harus segera dibawa ke dokter bila kolik disertai kegagalan tumbuh anak.
  5. Diare fungsional ditandai dengan feses cair dan BAB lebih dari 3 kali sehari. Gangguan ini juga biasanya disebabkan karena saluran cerna belum sempurna.
  6. Dyschezia atau sakit perut 10 menit sebelum BAB. Biasanya bayi menangis keras dan wajahnya memerah sebelum berhasil BAB. Tangisan ini bukan disebabkan rasa sakit, tapi lebih ke cara bayi untuk mengeluarkan isi perutnya.
  7. Konstipasi atau sembelit. Bila si kecil tidak rewel dan BAB lebih dari 3 kali per minggu, Moms & Dads masih bisa menanganinya di rumah. Tetapi segera bawa si kecil ke dokter bila konstipasi berlangsung lebih dari seminggu. Begitu juga bila frekuensi BAB hanya dua atau tiga kali seminggu, tidak dapat menahan air kencing setelah potty training setidaknya sekali seminggu, feses yang berlebihan, riwayat nyeri gerakan usus, adanya massa tinja besar dalam rectum, dan tinja berdiameter besar yang dapat menghambat saluran toilet.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *