Imunisasi MMR Cegah Meningitis

Moms, si kecil yang sudah 15 bulan apakah sudah diimunisasi MMR? Bila belum, yuk segera agendakan ke dokter anak langganan Moms karena Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI merekomendasikan pemberian imunisasi ini pertama kali pada bayi usia 15 bulan atau 6 bulan setelah imunisasi campak. MMR dosis kedua juga dianjurkan diberikan pada usia  5-6 tahun.

Imunisasi MMR atau Measles, Mumps, Rubella berguna untuk mencegah penyakit campak, gondong atau mumps, dan campak jerman (rubella). Campak sangat berbahaya dan mudah menular. Penyakit dengan gejala demam tinggi, ruam merah di kulit, batuk, pilek dan mata merah ini komplikasinya banyak dan berbahaya. Si kecil bisa terkena infeksi telinga, radang paru-paru, sampai  radang otak atau encephalitis, yang menyebabkan kejang, tuli, dan retardasi mental.

Campak jerman dengan gejala demam tiga hari dan bercak merah bisa mengakibatkan cacat pada janin bila menulari ibu hamil muda. Kondisi ini disebut sindrom rubella congenital. Sementara penyakit gondong, yang biasa kita kenal karena kekurangan yodium, juga efeknya cukup berbahaya.

Gondong, yang ditandai pembengkakan salah satu sisi rahang bawah, bisa menimbulkan komplikasi berupa tuli permanen, radang testis yang berisiko kemandulan, dan radang selaput otak atau meningitis, yang sering disebut akhir-akhir ini setelah wafatnya Olga Syahputra. Risiko meningitis, menurut dr. Hartono Gunardi  dari IDAI, dalam artikel di idai.or.id, terjadi pada 4-6 dari 100 penderita gondong.

Sebenarnya tidak hanya vaksin MMR yang mampu mencegah berkembang biaknya virus atau bakteri penyebab meningitis. Ada juga vaksin Meningitis C, 5-in-1, dan Pneumococcal. Pada 2013, diperkenalkan juga vaksin Meningitis B atau Bexsero, yang pertama kali diakui oleh European Medicines Agency atau EMA. Vaksin ini baru resmi digunakan pada bayi berumur 2, 4 dan 12 bulan pada Maret 2014 di UK.