Imunisasi Hepatitis A
|Selain imunisasi dasar, si kecil juga bisa mendapatkan beberapa imunisasi tambahan, salah satunya imunisasi hepatitis A. Hepatitis A atau sering disebut sakit kuning disebabkan oleh virus yang menyerang bagian hati. Dampaknya tidak hanya pada si kecil, tapi juga pada orang lain yang belum divaksin, termasuk Moms & Dads.
Imunisasi ini direkomendasikan selain untuk melindunginya dari serangan virus hepatitis A, juga melindungi orang lain agar tidak tertular. Ini karena pada anak kecil, hepatitis A sering tidak menampakkan gejala.
Sama seperti vaksinasi umumnya, imunisasi hepatitis A bisa memberi efek samping, bisa juga tidak. Efek sampingnya pun tidak berat, biasanya hanya demam sebentar dan kemerahan di area bekas suntikan yang hilang dalam satu atau dua hari. Pada beberapa anak mungkin akan merasa lelah, sakit kepala dan kehilangan nafsu makan sebentar.
Kapan sebaiknya si kecil menerima imunisasi hepatitis A? Biasanya setelah tuntas melakukan imunisasi dasar atau sekitar usia 2 tahun si kecil mulai bisa mendapatkan imunisasi tambahan, termasuk hepatitis A. Ia akan menerima dua kali suntikan dengan selang waktu 6-12 bulan.
Sebuah penelitian menyebut, vaksin ini sedikit berbeda dengan vaksin lain karena hanya efektif selama 10 tahun. Itu sebabnya dianjurkan untuk memberikan vaksin ketika akan bepergian atau akan berada di lingkungan yang berisiko. Penyakit kuning dapat menular dengan mudah melalui makanan, minuman atau benda-benda kurang higienis yang mungkin mengandung virus dari penderita hepatitis A. Jadi, risikonya bisa langsung meningkat bila si kecil suka jajan sembarangan atau malas mencuci tangan.
Jika hepatitis A tidak menampakkan gejala apapun pada anak di bawah usia 6 tahun, pada anak yang lebih besar atau orang dewasa, gejalanya mulai tampak setelah 2-6 minggu terpapar virus. Gejalanya adalah:
- Demam
- Kehilangan nafsu makan
- Mudah lelah
- Sakit perut
- Muntah-muntah
- Air kencing berwarna gelap
- Kulit dan mata tampak kuning
Si kecil bisa mengidap penyakit ini cukup lama, hingga dua bulan bahkan ada yang sampai 6 bulan. Selama itu ia tidak bisa beraktivitas, apalagi pergi ke sekolah. Umumnya, perawatan sakit kuning dapat dilakukan di rumah, meski tidak jarang juga yang dirawat di rumah sakit.